Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena "Andien" Pamit, Ada Apa Dengan Sinetron Kita?

22 Januari 2023   18:51 Diperbarui: 24 Januari 2023   17:04 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata tidak, bahkan hingga dua tahun kemudian sinetron masih berlangsung dan masih berputar pada konflik kebencian Elsa terhadap kakaknya karena banyak persoalan.

Apa yang bisa ditangkap dari realitas itu, sinetron kita seolah tak dirancang untuk menjadi sebuah tontonan yang sekedar keren secara sinematik, dengan plot yang tidak terduga, atau akan berakhir sesuai dengan skenario dengan konflik terbaik. Untuk sinetron Ikatan Cinta, diakhir babak cerita pertama, setidaknya sudah hampir 200 episode tayang. Dan itu sudah cukup panjang, namun karena didorong rasa penasaran pada akhir nasib Elsa, maka penonton bersedia berkerumun di depan layar setiap harinya untuk mengobati rasa penasaran.

Nyatanya hingga dua tahun kemudian, telah memasuki episode  ke 992 pada akhir tahun 2022.  Selama itu para pemain utama bergantian keluar, setelah sebelumnya Arya Saloka kini Amanda Manopo menyusul dan masuk pemain pengganti lainnya. Dan kelak akan ditutup pada episode ke-1000 sudah dengan banyak emain pengganti yang baru.

Barangkali ada penonton yang akan merasa gembira karena sinetron yang panjang dan membosankan akhirnya berakhir dari layar kaca.

Sinetron Iklan

sumber foto-quora
sumber foto-quora

Tak ada yang memungkiri bahwa "nyawa" sebuah stasiun televisi adalah rating dan iklan. Sebuah sinetron yang berhasil memikat penonton artinya juga berhasil "mengajak" pengiklan untuk masuk.

Kontradiksi antara menyajikan sinetron bermutu dan iklan yang yang tinggi kemudian berakhir pada kualitas tontonannya itu sendiri. Sinetron, drama menjadi bertele-tele. Lain halnya seperti film ada sekuelnya. Meski dengan tokoh yang sama namun inti cerita dalam setiap sekuelnya harus benar-benar membawa cerita baru.

Ketika pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi menghentikan siaran TV Analog atau Analog Switch Off (ASO) pada 2 November 2022, langsung menuai pro kontra. Terutama dari para pemilik stasiun televisi swasta. Mengapa?. 

Hampir sebagian besar pemilik televisi analog berada di daerah pinggiran, mencakup penonton yang segmentasinya menengah-bawah. Mereka menjadi penonton yang setia, karena media televisi masih dianggap efektif sebagai sarana hiburan murah yang daat menjangkau kelompok tersebut. Sedangkan kelompok atas, memiliki lebih banyak pilihan dari segi tontonan maupun media menontonnya.

sumber ilustrasi-liputan6.com
sumber ilustrasi-liputan6.com

Dengan dilakukannya ASO, maka televisi non digital menjadi hilang kemampuannya menangkap sinyal, bahkan hilang sama sekali. Diperkirakan 60 persen warga jabodetabek terkena imbasnya. Apa imbasnya bagi televisi?. Sekali lagi ini berkaitan dengan hilangnya konsumen iklan.

Dengan beberapa sinetron unggulan seperti Ikatan Cinta berada di satu stasiun televisi swasta, ASO memberi dampak yang signifikan. Komposisi pengiklan di jam-jam sibuk dan terpadat (prime time)  penontonnya menjadi berkurang. Para pengiklan tentu juga tak mau rugi jika iklan mereka yang berbayar sangat mahal hanya ditonton oleh sedikit penonton.

Kisaran biaya pasang iklan TV nasional mulai dari Rp14 juta hingga Rp100 juta dengan durasi sekitar 30 detik. Jam tayang iklan yang ada di TV dibagi menjadi dua yakni daytime dan prime time. Jika pemasang iklan memilih di prime time, di beberappa sinetron sekaligus, maka wajar jika dalam satu malam menurut sebuah sumber, televisi swasta bisa meraup Rp.1 Triliun. Angka yang fantastik.

Dan sinetron seperti Ikatan Cinta pada akhirnya menjadi sebuah "mesin iklan" belaka daripada tuntutan menghadirkan sinetron berkualitas. Maka tokoh utama tiba-tiba amnesia, buta, adalah pilihan yang sudah biasa. Termasuk ketika sinetron juga memberi pembelajaran buruk, sebuah perbuatan atau tindak kejahatan seolah tak dapat terdeteksi sehingga pelaku seolah tak dapat terjangkau hukum. Dan seperti biasa, para polisi akan datang saat pemain utama "menyelesaikan" semua masalahnya.

Tayangan Berkualitas

sumber ilustrasi-wahana news-garin nugroho
sumber ilustrasi-wahana news-garin nugroho

Menjadi tantangan tersendiri bagi dunia sinematografi dan para sutradara maupun produser untuk patuh pada pakem kualitas sebuah suguhan, apapun bentuknya. Maka para sineas dan sutradara beken seperti sulit untuk masuk ke dalam sinetron-sinetron kita. Bisa jadi karena mahal diongkos, tapi bisa jadi karena para sutradara tersebut memiliki idealisme karya daripada urusan cuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun