Miris sekali, karena kasus tersebut berdampak pada berkurangnya bahan referensi dan literasi siswa. Meskipun dengan proses belajar mengajar berbasis Kurikulum Merdeka saat ini, kendala proses belajar mengajar itu sedikit teratasi gangguannya.
Metode pembelajarannya kini lebih pada format diskusi dan kerja kelompok, daripada mengandalkan materi teksbook seperti ketika kita menggunakan Kurikulum 2013. Bolehlah ini disebut sebagai salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka yang mengurangi ketergantungan para siswa atas teksbook.
Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu fokus Kurikulum Merdeka. Misalnya dengan menggali kearifan lokal khas daerah. Para guru juga terus disiapkan untuk mampu menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri dengan pelatihan virtual atau daring.
Kurikulum baru memungkinkan siswa dapat melihat platform Merdeka Belajar secara online. Tinggal, gurunya yang harus aplikatif dalam mengajar, tidak melulu bergantung pada LKS (lembar kerja siswa).
Mungkin yang bisa diambil hikmahnya dari kasus pencurian ini, pihak sekolah kini jadi lebih peduli dan perhatian pada perpustakaan sekolahnya. Memaksimalkan penggunaannya, tidak sepernuhnya menggunakan basis teknologi.
Sekolah juga menerapkan sistem belajar Hybrid yang memadukan antara sistem pembelajaran daring dan kelas tatap muka di sekolah. Dan yang pasti sekolah harus mengalokasikan dana untuk menjaga sekolah lebih serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H