Padahal dalam sambutannya pada peringatan HUT TNI pada tahun 20024, menyatakan, bahwa ia mengajak semua komponen bangsa untuk menerima siapapun yang akan menjadi presiden terpilih dalam dua putaran. Namun, Mega menyatakannya dalam nada penuh kesedihan.
Ganjar Presiden
Kehadiran Ganjar meskipun berasal dari internal partai, terlihat tak menjadi kebanggan yang utuh bagi PDIP sendiri. Apalagi Megawati sejak lama telah menyiapkan Puan Maharani sebagai kandidat dari partainya.
Namun kemunculan Ganjar yang mengejutkan dengan pernyataan kesiapannya untuk maju membuatnya berpikir keras. Bahkan atas keputusan politik Ganjar tersebut, Megawati kemudian memanggil Ganjar dan menegur atas ketidakdisplinan karena mendahului keputusan partai dengan berjalan sendiri-sendiri.
Namun sebagai kader partai yang militan dan loyalis, ganjar tetap menyerahan keputusan itu pada Ketua Umum partai.
Elektabilitasnya adalah yang membedakannya dengan Puan. Dalam kapasitas sebagai Gubernur Jawa Tengah, memungkinkan Ganjar dapat berinsteraksi langsung dengan masyarakat, bahkan melalui program yang dijalankan selama menjabat sebagai Gubernur.
Hal inilah mengapa elektabilitanya terjaga, tanpa secara khusus melakukan safari politik. Sebuah keuntungan politis yang dapat saja menjadi posisi tawar bagi ganjar. Apalagi jika keputusan PDIP mengharuskannya keluar sekalipun.
Elektabilitas Ganjar juga menjadi magnet yang dapat menarik dukungan dari partai maupun koalisi partai lain yang berkepentingan dengan eektabilitas atau popularitas politisnya.
Kode dan ancaman
Secara tidak langsung dengan pidatonya Megawati mengirim pesan. Mengingatkan kepada presiden Jokowi tetang kontribusi PDIP memposisikan Jokowi pada kedudukannya saat ini.
Demikian juga pernyataan calon dari internal partai bisa dmaknai sinyal dukungan kepada Puan dan sekaligus peringatan bahkan ancaman bagi Ganjar.
Namun pernyataan itu dapat juga dimaknai secara politis oleh partai rival, adanya kemungkinan menggunakan Ganjar sebagai kekuatan untuk maju dalam pilpres melalui dukungan partai lain. Dan Bagi Ganjar itu menjadi dukungan dan kekuatan bargaining powernya.
Bagi Megawati keputusan untuk menunda penyebutan calon, juga berkaitan dengan tes ombak yang masih diakukannya. Namun dirgaukan jika Megawati menurunkan tensi politiska untuk berkoalisi dengan partai lain, namun menurunkan impiannya menjadikan Puan hanya sebagai cawapres, kecuali jika secara kalkulasi politis, berpeluang besar untuk menang.
Setidaknya menjadi jalan mula bagi Puan untuk belajar banyak persiapan menuju pilpres berikutnya.
Paa akhirnya, keputusan Megawati itu menjadi semacam "prank", termasuk bagi para media yang kepo menunggu keputusan Mega.
Mantan presiden kelima RI itu menekankan bahwa penetapan capres yang diusung PDI-P adalah kewenangannya selaku ketua umum partai, sesuai hasil kongres PDI-P pada 2019. Oleh karena itu, ia. Ia juga meyakinkan para kader PDI-P bahwa pertimbangannya itu sudah tepat dan tidak salah.
Megawati juga menyatakan keterkejutan ihnya karena banyak pihak yang masih bertanya soal kriteria pemimpin masa depan yang diharapkannya. Sebab, menurut Megawati, kriteria itu bisa dilihat dari dirinya. Seperti dirinyalah sosok ideal pilihan partai yang dipimpinnya.
Namun Megawati membocorkan pertemuan PDI-P berikutnya dilakukan pada Juni 2023. Ia mengungkapkan, pertemuan ini bakal dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 1 Juni mendatang.