Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Mengapa Gempa Cianjur Begitu Merusak dan Mematikan?

27 November 2022   23:04 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:18 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto-kajian pustaka.co-evakuasi korban
sumber foto-kajian pustaka.co-evakuasi korban

Manajemen Bencana Ex-Ante dan Ex-Past

Manajemen kebencanaan menjadi kebutuhan yang penting dalam situasi bencana tersebut, karena penanganan bencana sebenarnya meliputi beberapa tahapan. Tahap Pencegahan dan Mitigasi. Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi resiko bencana,  Tahap Kesiapsiagaan, Tahap Tanggap Darurat atau Respons,  dan Tahap Rehabilitasi serta Rekonstruksi.

sumber foto-kompas.com-rehabilitasi paska bencana
sumber foto-kompas.com-rehabilitasi paska bencana
Manajemen bencana dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian dan risiko yang mungkin terjadi dan mempercepat proses pemulihan pasca bencana itu terjadi. Manajemen bencana umumnya meliputi tahap yaitu ex-ante (sebelum terjadi bencana) dan ex-past (setelah terjadi bencana).

Dalam fase pra bencana ini, mencakup kegiatan, mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika mungkin dengan meniadakan bahaya atau mengurangi kemungkinan timbulnya. Namun dalam kasus bencana gempa, mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi faktor penting.

Anak-anak secara umum dimasukkan dalam program sekolah siaga bencana, mereka juga melakukan kegiatan simulasi bencana sebagai antisipasi dalam bentuk praktik jika bencana terjadi saat mereka berada di sekolah. Anak-anak juga diperkenalkan dengan seluruh jalur evakuasi di area sekolah dan jalur evakuasi di luar sekolah yang diarahkan menuju lokasi yang lebih aman. Demikian juga penanganan bencana darurat.

Fase Paskabencana; Manajemen penanggulangan bencana meliputi tanggap darurat dan pemulihan terkait dampak bencana. Tahap Tanggap Darurat atau Respons,  dan Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Termasuk menyediakan berbagai fasilitas darurat untuk pengungsi, makanan dan obat-obatan.

Bagaimanapun kepanikan tetap menjadi halangan utama dalam situasi bencana sebenarnya. Situasi sering menjadi blunder kala bencana terjadi. Hal ini terbukti sering terjadi saat simulasi bencana dilakukan secara massal di Aceh. Penduduk yang tidak terlibat dalam simulasi, merasakan kepanikan seperti situasi sebenarnya ketika sirine bencana dibunyikan, sebagian dari mereka memilih menggunakan kendaraan sebagai alternatif evakuasi dan dalam situasi blunder kemacetan justru menjadi ancaman paling berbahaya.

pelajar-simulasi-bencana-di-banyuwangi-1-169-638383e44addee72ae764822.jpeg
pelajar-simulasi-bencana-di-banyuwangi-1-169-638383e44addee72ae764822.jpeg

Pahami Situasi Dan Siaga Keluarga Ring of Fire

Kondisi Bangunan; Salah satu hal penting dalam kondisi kejadian gempa susulan adalah mengetahui secara umum kondisi bangunan setiap kali kita mengaksesnya. Seperti mengetahui jalur pintu keluar dan area aman di sekitaran bangunan. Demikian juga dengan kondisi bangunan, yang dapat dilihat secara sepintas dari struktur.

nnn-638388084addee3c505c5632.jpg
nnn-638388084addee3c505c5632.jpg

Bangunan dengan dinding yang memiliki retakan laba-laba memiliki kecenderungan memiliki struktur bangunan dengan beton yang sedikit lebih baik, daripada bangunan dengan tembok yang memiliki retakan memanjang dengan rekahan yang sedikit lebar. 

Kondisi itu menunjukkan bahwa struktur lapisan betonnya kemungkinan dibangun secara tidak konsisten ketebalannya, sehingga mengakibatkan timbulnya keretakan yang berbahaya. Jika ditemukan kondisi seperti ini kita harus ekstra waspada apalagi dalam fasilitas publik seperti rumah sakit. Karena risiko dinding retak atau ambruk.

Secara umum bangunan di Aceh memiliki struktur komposisi tulang beton dengan besi ukuran 10 milimeter. Namun sejak gempa besar, sebagian rumah baru, dibangun dengan ukuran besi yang lebih besar, yaitu ukuran 12. Dan secara teknis, besi ukuran 10 menjadi ukuran standar aman gempa, untuk jenis rumah berlantai satu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun