Apakah mungkin mengadopsi pola Ugly Fashion di Citayam Fashion Week, dan UMKM Kita, bukankah ini menjadi lokomotif lahirnya branded lokal yang bisa diterima pasar melalui trend yang diciptakan?.
Ugly Fashion-Outfit sama dengan misquen branded?
Perhatikan banyak rapper dunia tampil dengan baju nyaris serampangan. Tapi itu tak membuat mereka di cap misquen alias orang papa. Justru gaya mereka menjadi pencipta trend, sehingga berbondong-bondong orang mengikutinya tanpa dasar apapun kecuali sekedar mengikut trend. Soal cocok dan tidak cocok urusan ke-16.Â
Ibarat gadget, fashion juga berkembang pesat. Jika diikuti bakal tak ada habisnya. Setiap even selalu saja menghadirkan barang dan menghasilkan trend baru. Bahkan jika barang itu terlihat murahan. Bisa-bisa mendekati norak dan kampungan. Tapi namanya trend tetap saja diburu dan ada peminatnya.
Bahkan ada barang yang bisa disebut ugly fashion karena betul-betul absurd bentuknya. Ketika muncul anting-anting Balenciaga (mirip) tutup botol bekas yang dibanderol sampai Rp6 jutaan, wajar saja sih kalau orang-orang bertanya-tanya 'siapa coba yang mau beli'?.
Tapi tetap saja ada yang nyari, dengan alasan "investasi"?. Dengan jumlah produksi dan kenehannya justru bisa punya nilai jual tinggi di masa yang lain. Sebagai barang aneh tapi mahal. Bukan tidak mungkin nantinya akan menghuni museum mode, karena dianggap langka!.
Jil Sander pernah mengeluarkan tas dengan model paper bag, yang lebih mirip seperti pembungkus roti. Tapi tunggu dulu coba lihat banderol harganya, tidak main-main, hampir Rp3 juta!
Tas yang didesain oleh desainer kenamaan Jerman ini terlihat aneh dan murahan. Lihat aja, meskipun materialnya menggunakan kulit, namun bentuknya yang miri paper bag pembungkus roti yang biasa kita jumpai. Tapi karena dirancang oleh desainer terkenal, tas aneh ini ternyata juga banyak peminatnya.
Menjual Kemiskinan?
Apakah produk itu sebuah cara satir atau mungkin protes atas fenomena kemiskinan?. Atau apakah trend itu akan membangun sebuah kesadaran baru tentang kemiskinan?. Entahlah, karena komoditas itu memang tak diperuntukkan kalangan misquen, tapi hanya menjadikan kemiskinan sebagai "komoditas" jualan.
Cobalah perhatikan desain lain ala Nordstorm benar-benar sengaja membuat jeans yang tampak kotor. Tapi harganya?.  Rp 5,8 juta!. Begitulah dunia hari ini, bahkan ugly fashion yang mewakili gambaran orang susah, ternyata bisa menjadi  komoditas yang mahal tapi sama sekali tak ada kaitan dengan pengentasan apalagi kemakmuran bagi orang miskin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H