Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menunggu Terbukanya Kotak Pandora Skenario Magelang

9 September 2022   10:58 Diperbarui: 17 September 2022   19:42 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar-Pesulap Houdini-thenewyorktime

ilustrasi gambarkotak pandora-kaskus

Bagaimanapun semua fakta dalam rekonstruksi semakin menunjukkan banyak kejanggalan. Apalagi dengan sikap emosional Bharada Eliezer selama reka ulang kejadian atau rekonstruksi kasus di Duren Tiga. Banyak kejadian yang menurutnya tidak sesuai dengan keterangan dan peristiwa sebenarnya. Pernyataan para tersangka tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya, dengan kata lain mereka berbohong!.

Bharada Eliezer sempat merasa down karena hal tersebut, sehingga diganti dengan pemeran pengganti untuk menenangkannya, karena dalam rekonstruksi ia begitu gemetar saat memegang pistol Glock. 

Begitupun para tersangka lain tetap pada pendirian sesuai keterangan masing-masing. Seolah para tersangka sedang "berjudi" dengan nasib. Diam-diam menggali kuburannya sendiri, sambil berharap skenario dan motif merekalah juaranya. Apakah mereka sedang memainkan trik Pesulap Houdini, bermain-main dengan risiko dengan fatalitas kematian sebagai imbalannya?.

ilustrasi gambar-Pesulap Houdini-thenewyorktime
ilustrasi gambar-Pesulap Houdini-thenewyorktime

gemetar-dan-traumanya-bharada-e-saat-rekonstruksi-169-631b44ef4addee66aa391022.png
gemetar-dan-traumanya-bharada-e-saat-rekonstruksi-169-631b44ef4addee66aa391022.png
ilustrasi gambar-bharada RE-detkcom

2848137639-631b44d14addee5fc5580762.jpg
2848137639-631b44d14addee5fc5580762.jpg
ilustrasi gambar-bharada RE-portal jogja

Seperti sudah diduga oleh publik sebelumnya, bahwa ada upaya membuat skenario  menjadi cara meloloskan para tersangka utama dari jerat hukuman berat, dengan tetap menjadikan Brigadir Joshua sebagai pelaku tindak pelecehan.

Padahal  laporan soal tindak asusila Brigadir Joshua sudah diputuskan dihentikan oleh pihak polri bahwa tidak ditemukan tindak pidana yang dilakukan oleh Brigadir Joshua terhadap tersangka Putri Candrawathi.

Hanya saja yang menarik adalah siapa sebenarnya yang berkuasa membuat skenario tersebut seperti menjadi bagian dari "tarik ulur" kasus. Mengapa Polri tidak bisa bertindak tegas soal skenario yang sangat janggal dan tidak didukung hasil rekonstruksi yang kuat.

Demikian juga dengan berbagai keterangan dari Bripka Ricky Rizal dan Bharatu Prayogi saat rekonstruksi yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan logika kasus. Sehingga tetap saja masih menyisakan adanya motif "baru" yang disembunyikan dari kejadian sebenarnya

ilustrasi gambar-kopi sianida-suara merdeka
ilustrasi gambar-kopi sianida-suara merdeka

Jika Pelaku Bukan Ferdy Sambo apa jadinya?

Bagaimana jika kasusnya terjadi bukan pada oknum institusi polri, apakah polri akan "memburu" bukti-bukti untuk mengungkap kebohongan pelaku?. Apakah pihak penyidik polri dengan begitu mudahnya menerima perubahan pengakuan para tersangka. Apakah penyidik polri tak merasa di permainkan dengan berubahnya keterangan para tersangka?.

Mengapa polri melalui pernyataan pihak bareskrim dengan begitu mudahnya mengatakan bahwa minimnya bukti menjadi dasar, kasus ini hanya diketahui oleh Tuhan, Putri dan Ferdy Sambo. Apakah ini dimaksudkan untuk seolah menggiring opini publik, bahwa kebenaran hanya ada ditangan tersangka Putri Candrawathi (satu-satunya saksi yang tertinggal selain Brigadir J yang telah tiada). Mungkin maksud tersiratnya adlah Tuhan akan bertindak membongkar kasus melalui tangan saksi dan bukti yang akan "berbicara" nantinya.  

Dimana profesionalitas Polri dengan kecanggihan transformasi Polri Presisi-nya, apakah mentah dalam kasus persekongkolan Ferdy sambo, Putri dan Kuat?.

Mengapa dalam rekonstruksi terlihat seperti Polri yang mengikuti skenario para tersangka. Bayangkan saja, ketika Kuat mengatakan bahwa ia melihat Brigadir Joshua mengangkat Putri dengan dibantu Bharada Eliezer, dalam keterangan berbeda dari saksi lain justru Susi salah satu asisten di rumah Ferdy sambo justru melihat Kuat yang mengangkat Putri.

Demikian juga ketika Putri mengaku dilecehkan, kemudian terjadi keributan antara Kuat dan Brigadir J, menurut pengakuan Ricky, Putri kemudian menanyakan keberadaan Brigadir Joshua untuk menemuinya. Apa tindakan tegas Polri?.

Banyak peristiwa-peristiwa itu sulit dijelaskan dengan logika biasa, karena sedang berlangsung dugaan kejahatan pelecehan dan perkosaan. Bagaimana kiranya logika normal menjelaskan pelaku yang menangis, menjerit dan pasti marah dengan kejadian yang menimpanya, namun masih minta bertemu, satu rumah, bahkan satu mobil ketika kembali ke Jakarta.

Dan ketika Kuat mengancam Brigadir J dengan pisau, lantas dan Bharatu Prayogi melihatnya dan "menyita" pisau tersebut. Atau dalam keterangan lain disebutkan Kuat yang menyerahkan sendiri pisau itu kepada Bharatu Prayogi. Artinya bukan hanya Susi,yang melihat kejadian, tapi juga ada Bharatu Prayogi yang mungkin tahu persis masalahnya.

Lantas apakah keterangan mereka benar sesuai kejadian?. Apakah tidak ada intervensi kepada mereka untuk mengikuti alur kasus sesuai skenario Magelang?. Apakah mereka tidak bisa menjadi saksi kunci baru untuk meluruskan masalah pelecehan, dengan memberi keterangan sebenarnya apa yang terjadi, apa yang menjadi pangkal pertengkaran Kuat dan Brigadir J?.

Apakah kejadian korban (Putri) dan terduga pelaku (BrigadirJ) satu mobil adalah bagian dari skenario yang sedang dimainkan dan akan dituntaskan di Duren Tiga. Bukankah ini luar biasa?.

Atau kejadian para tersangka dan korban dalam satu mobil adalah bagian dari rekayasa alibi untuk memuluskan skenario Duren Tiga agar tidak terlihat adanya masalah, karena skenario yang akan dimainkan di Duren Tiga adalah pembunuhan berdasarkan pelecehan dan saling tembak antar ajudan. Sehingga mengabaikan kejiwaan Putri yang baru saja menjadi korban di Magelang.

Namun ketika skenario Duren Tiga gagal dan beralih ke Magelang, kejadian satu mobil menjadi alibi yang lebih aneh dan tidak masuk akal sama sekali.

Lokus TKP Berpindah, Alibi Mengikutinya

Kasus sambo bergerak berpindah layaknya perpindahan adegan dalam film-fade in atau Fade out, skenario beralih dengan cepat dari Duren Tiga ke Magelang. Penonton menunggu dengan jengkel dan jengah merasa tak sabaran.

Bayangkan saja, ketika kejadian duren tiga terungkap, baru kemudian muncul lagi alibi baru, bahwa tindak asusila Brigadir Joshua terhadap tersangka Putri Candrawathi terjadi di rumah Magelang. Lantas ini menjadi alasan baru bagi Ferdy sambo membunuh Brigadir Joshua karena membela harkat martabat keluarga.

Selanjutnya skenario itu diubah, tersangka Putri Candrawathi membuat keterangan baru bahwa ia  "dipaksa" oleh tersangka Ferdy Sambo untuk menskenariokan kejadian di rumah Magelang terjadi di duren tiga, sebagai dasar agar Putri tetap pada motif awal pelecehan.

Alibi-alibi dibangun setelah satu kejadian terbongkar, dan dengan begitu mudahnya skenario berubah hanya berdasarkan perubahan keterangan dari Putri karena ada paksaan merubah cerita.

Bagaimana kemudian dengan pertanyaan, mengapa harus di Duren tiga skenario itu akan dimainkan oleh para tersangka. Mengapa tidak langsung saja di lakukan pembunuhan itu di Magelang?. Apakah karena pertimbangan rencana besar pembunuhan berencana tersebut memang sudah matang dipertimbangkan aspek risikonya.

Atas dasar perubahan lokus  itu saja mengindikasikan bahwa sejak awal para tersangka telah merekayasa kasus. Seolah mereka memiliki rencana A dan rencana B.

Cukup mengherankan dan bahkan membingungkan, mengapa para tersangka  tidak segera melaporkan "dugaan pelecehan atau perkosaan " yang terjadi di Magelang. Apa maksud para tersangka di balik tindakannya?.

Ini juga sekaligus menjawab pertanyaan mengapa para tersangka tidak melaporkan kasus di Magelang  kepada Polres Magelang atau tersangka Putri dengan bantuan Ferdy sambo atau Kuat menelepon Kapolri, bagaimanapun mereka memiliki akses kesana. Apakah hal ini karena para tersangka tak mau kasus  bocor, karena jika bocor, maka makin sulit untuk "melenyapkan" Brigadir Joshua.

Ini menimbulkan simpang siur dugaan, dari seluruh uraian di atas patut diduga dan dicurigai, bahwa alibi-alibi tersangka Putri Candrawathi, tersangka Kuat Maruf, dan tersangka Ferdy Sambo yang teranyar adalah merupakan skenario baru dan belum tentu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Sekali lagi pelecehan tetap menjadi domain dari motif para tersangka karena para tersangka saat ini berharap jeratan hukum Pasal Pidana 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP, Jo 55 dan 56 akan menjadi lebih lunak.

Menjadi sebuah kewajaran, jika kemudian publik bertanya dan berpraduga bahwa para pihak terkait kasus ini seolah tengah "dikondisikan" menjadi bagian dari skenario besar Ferdy Sambo. Putri dan Kuat.

Jika itu maksudnya, apakah ada kaitan dengan upaya meredam peristiwa-peristiwa ikutan di belakang kasus Ferdy Sambo yang bisa saja akan terbongkar dan merusak citra Polri, jika motif pelecehan gagal dijadikan dasar tuduhan utama?.

ilustrasi gambar-hoaks-nasional tempo
ilustrasi gambar-hoaks-nasional tempo

Hoaks Di sekitar kasus

Mengapa begitu banyak informasi hoaks-berita simpang siur yang muncul dari pernyataan para tersangka?. Informasi yang dimaksud adalah pernyatan para tersangka yang begitu mudahnya berubah-ubah (dikondisikan), tapi dengan mudahnya terbantahkan ketika dikonfrontir dengan saksi atau bukti baru.

Kita yakin semakin kasus ini berlarut dan terjadi pengulangan kesaksian, selain akan muncul bukti, kesaksian baru, bukan tak mungkin para tersangka lama-alam akan lupa dengan alur skenarionya sendiri. Semakin banyak dikoreksi oleh para tersangka akan semakin menyudutkan mereka pada jeratan hukum lebih berat.

Semoga para tersangka tidak sedang menggali kuburannya mereka sendiri. Jika terbukti melakukan pembunuhan berencana, disertai kebohongan-kebohongan lain untuk merintangi penyidikan kasus maka akan jeparan pasal berlapis menanti mereka. Kita tunggu mereka membuka kotak pandoranya" sendiri.

Tak bisa dibayangkan bagaimana berdebarnya tersangka Ferdy sambo, Putri dan Kuat saat menunggu-nunggu "pertaruhan", agar skenario dan motif mereka berhasil dan kasus segera ditutup dengan "kemenangan" skenario dan motif mereka dijadikan dasar putusan pengadilan nantinya.

Apakah benar, ketika Sambo mengubah skenario, semua alibi Putri dan Kuat bisa Jadi hoaks?. Apa wujud kebenaran yang kelak akan terungkap?.

referensi; 1,2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun