Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Artikel Pertama di Kompasiana dan Kisah Tiga Guru SDN Liyan

30 Agustus 2022   11:57 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:18 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar-artikel keduaku di kompasiana 2013 silam-dokpri

2015 nol artikel tak ada apapun menghiasi layar artikel di akun kompasianaku. Di tahun 2016, aku menulis lagi 5 artikel, cuma lima dalam 365 hari, dan 1 humaniora dan 4 tentang politik. Ini juga rekor buruk lainnya.  Otonomi Anak, Sebaiknya DiBebaskan Atau Dikurung?, Metamorfosa Jihad, 'Platform' Baru Politik Ulama Aceh, Mengawal APBA 2016, Dicari, Pemimpin Bervisi Benar!. Lucunya ke 5 artikel itu ternyata cuma pemuatan ulang dari artikel yang terbit di Harian Srambi Indonsia Banda Aceh.

Tahun 2017 kembali zero artikel, jadi dilanjutkan ke tahun 2018, dengan 11 artikel, rekor terbanyakpertama,  menulis 11 artikel selama 365 hari!.

2019 kembali turun cuma lima artikel, salah satunya Asimilasi Korupsi dan Frustasi Sosial, artikel yang dimuat di Harian Analisa Medan. Tahun 2020 cuma 5 artikel juga. Mulai tahun 2020 menulis banyak tak terhitung lagi, dengan 4 yang jadi berita utama--harus bersyukur dengan apapun pencapaian, karena itu sudah luar biasa, Bagi "penulis bergaya kangguru", melompat dan berhenti, lalu melompat lagi.

Tapi di tahun ini saya mulai mendapatkan K-Reward pertama dengan 39,4 ribu pembaca, syukurlah, ada dana untuk beralih ke kelas premium nantinya. dan selanjutnya K-reward terus berlanjut.

Pada tahun 2022, barulah mulai aktif menulis, tak ada bulan yang terlewat, kecuali K-Reward yang tak sampai, jika tulisan tak memenuhi kuota jumlah minimum. Tapi memang benar, bahwa menulis di Kompasiana meskipun tersedia reward, kita nyaris "mengabaikan", karena sebagian dari kita adalah para penulis lepas yang menjadikan menulis di Kompasiana selain bentuk eksistensi bakat dan minat, dan mencari kegembiraan sambil menjadi "penulis pembelajar".

Saya belajar banyak dari para senior, apalagi para jawara kompasianer 2021 lalu, para anak muda hebat, dan mereka layak mendapat predikat juara itu.

Jadi teruslah menulis, karena menulis seringkali harus diikuti dengan aktifitas membaca dan membaca, apapun itu akan memberi kita pengetahuan dan pemahaman baru, (sekalipun bacaan dari sumber yang buruk--tapi waspadalah). Menulis membuat saya terus berpikir tentang banyak hal, dari yang tampak, hingga yang "ghaib"--fenomena, yang harus ditangkap dengan analisa pikiran sebelum turun ke layar "menulis".

Walkingblog, itu mungkin yang bisa selalu kita coba lakukan, sebagai cara kita saling menyapa selain ber-komen dan ber interaksi. Terutama bagi para sahabat kompasianer yang baru menjadi bagian dari keluarga besar kita. Salam kompasiana!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun