Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

The Daddies, Terkecoh Bola-Bola Panjang "Ehsan dan Fizi"

29 Agustus 2022   01:01 Diperbarui: 2 September 2022   20:58 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara lawan The Daddies, pasangan ganda putera Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik, berhasil melaju ke final usai mengalahkan Rankyreddy/Shetty melalui rubber game.

Padahal di awal game pertama, The Daddies memiliki kans untuk menang saat unggul jauh 19-15, saat menggunakan bola-bola pendek dan penempatan bola oleh Hendra Setiawan sangat berbahaya di depan net,dan kerap melakukan drop shot, sehingga membuat kewalahan wakil pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Namun sekali lagi perubahan strategi dengan umpan bola-bola panjang dilengkapi dengan pertahanan Soh Wooi Yik yang sangat solid membuat perolehan poin dengan segera berbalik arah.

Jika kemenangan ini diraih, akan menjadi legenda baru bagi pasangan yang juga legendaris The Daddies, yang ternyata berhasil mencatatkan rekor sebagai pemain tertua yang meraih medali Kejuaraan Dunia. Satu pencapaian yang sulit dilakukan oleh atlet mana pun. Dan kekalahan ini sekaligus juga menjadi kekalahan untuk kali pertama bagi pasangan ganda M. Ahsan/Hendra Setiawan di Kejuaraan Dunia.

Padahal ini adalah prestasi dan ambisi terbesar M. Ahsan/Hendra Setiawan untuk menggenapi tiga kemenangan sebelumnya di kejuaraan dunia bulutangkis ganda putera. The Daddies harus puas dengan medali perak dan menyerahkan mahkota juaranya kepada pasangan  Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang dijuluki Ehsan dan Fizi, sekaligus menjadi kemenangan pertama yang bersejarah bagi tim ganda putra Malaysia. Apalagi capaian terbaik mereka sebelumnya adalah menjadi semifinalis.

Sebenarnya catatan perseteruan kedua pasangan itu mulai terlihat memanas sejak, pertemuan terakhir di perempat final Malaysia Open 2022, ketika Ahsan/Hendra harus mengakui keunggulan pasangan Malaysia itu melalui rubber game 13-21, 22-20, dan 19-21. Tentu pertemuan terakhir itu menjadi catatan khusus. Mengingat keduanya memiliki misi untuk meraih gelar perdana di Kejuaraan Dunia kali ini.

Dengan juaranya Aaron Chia/Soh Wooi Yik, maka Malaysia menjadi negara ASEAN keempat, yang berhasil menyabet gelar Kejuaraan Dunia dengan perolehan satu gelar, setelah Indonesia, Thailand dan Singapura.

Padahal jika di Kejuaraan Dunia kali ini Hendra bisa merebut medali emas, maka dia akan sejajar dengan Lindan (China), Park Joo Bong (Korea), dan Zhao Yunlei (China) dengan raihan 5 medali emas sekaligus menjadi pemain ganda putera tertua yang merebut medali emas.

Selain itu, jika Ahsan/Hendra meraih juara maka akan menyamai rekor ganda putera asal China Cai Yun/Fu Haifeng yang merebut gelar juara pada 2006, 2009, 2010, dan 2011.

Terima kasih untuk perjuangan yang luar biasa. Begitulah sebuah laga tanding, menyisakan kegembiraan bagi sang juara, dan catatan perbaikan bagi yang tersingkir dan kalah, tapi bukan untuk menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun