Namun pada tahun 1996-1997, kasus penyakit cacar monyet kembali muncul kembali di negara yang sama yakni Republik Demokratik Kongo, Afrika. Barulah bermigrasi ke Amerika Serikat. Â Dugaan awal penyakit terdeteksi dari anjing peliharaan yang terinfeksi oleh tikus yang berasal dari wilayah Afrika.
Dan pada bulan Mei tahun 2019, kasus cacar monyet justru terdeteksi di Singapura dari ruang rawat  di National Centre for Infectious Diseases, setelah diperiksa intensif sepulang dari Nigeria.
Dan puncaknya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) pada 23 Juli 2022 menetapkan penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan global alias Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). WHO mendeteksi bahwa cacar monyet telah menyebar di lebih dari 70 negara di dunia.
Tapi ada fakta menarik, bahwa orang-orang yang lahir di bawah tahun 1980 disebut berpeluang memiliki proteksi yang lebih tinggi terhadap penularan cacar monyet, seperti disampaikan Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam agenda The 3rd G20 Health Working Group.
Alasannya,vaksinasi cacar yang diperoleh orang-orang yang lahir di bawah tahun 1980-an, berlaku seumur hidup.
Namun,meski di Indonesia belum menjadi kasus yang genting, harus tetap waspada. Virus masih dapat dicegah dengan vaksinasi, meskipun belum ada vakisn khusus untuk jenis virus ini. Alternatif yang standar bisa dilakukan adalah penanganan seperti halnya covid-19.
Jadi tetap berusaha higienis, lebih bersih dan menjaga kesehatan, dengan pola hidup sehat. Itu hal paling minimal yang bisa kita lakukan!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H