Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Di Somasi Kamaruddin Soal Kejujuran, FS dan PC Tetap Tutup Mulut

15 Agustus 2022   11:51 Diperbarui: 30 Agustus 2022   09:34 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi gambar-kamarudin, FS dan PC-pikiranrakyat

Mudahnya skenario dan motif berubah-ubah, membuat semakin lama semakin jenuh dengan berita yang bikin penasaran, tapi bertele dan berbelit seputar motif, skenario, debat dan konfrontasi antara penyidik polri dan pihak pengacara terdakwa dan pengacara keluarga korban-Brigadir J. 

Hanya saja yang menarik dan terasa beda adalah sikap blak-blakan para pengacara kedua belah pihak Deolipa Yomara, mantan pengacara Bharada E yang sudah ditarik kuasa hukumnya atas Bharada E, maupun Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga mendiang Brigadir J, yang tersisa dan paling gigih. Terakhir dengan somasi 2x24 jam, agar FS dan PC mau jujur!. Berhasil atau tidak, akan menjadi bagian penilaian publik atas tersangka utama kasus ini.

85435-kehebatan-kamarudin-simanjuntak-diakui-hotman-paris-instagram-athotmanparisofficial-62fcbef408a8b514f13701d2.jpg
85435-kehebatan-kamarudin-simanjuntak-diakui-hotman-paris-instagram-athotmanparisofficial-62fcbef408a8b514f13701d2.jpg
ilustrasi gambar-kamarudin dan hotman-suara riau

Barangkali berkoar bebasnya para pengacara, sebagai counter attack atas "serangan" dari pihak pengacara Polri, terkait pengkondisian kasus, dari pelecehan dan percobaan pembunuhan PC, kemudian semua ditarik-dimentahkan, diganti sebagai motif, "perusakan harkat dan martabat "keluarga" atau personal FS?.

Keterbukaan versi para pengacara itu seolah mewakili suara publik yang geram, kecewa dengan cara polri melakukan penyidikan dan segala proses lainnya terkait penanganan kasus.

Contoh paling sederhana adalah pemutusan secara sepihak, pengacara yang selama ini ditunjuk untuk membantu Bharada Eliezer. Sikap ini dinilai sebagai bagian dari arogansi yang menunjukkan tendensi-tekanan kepada tersangka Bharada E. Para pengacara yakin surat pemutusan kuasa hukum itu bukan hasil pemikiran Bharada E. 

kamaruddin-simanjuntak-fotoist-62fb47c9a1aeea42401d4052.jpg
kamaruddin-simanjuntak-fotoist-62fb47c9a1aeea42401d4052.jpg
ilustrasi gambar-pengacara dan bukti penting kasus brigadir J-suara nasional

Dari sanalah sandiwara digulirkan kepada publik.

Padahal para pihak yang ditunjuk mewakili negara menyelesaikan kasus agar sesuai proporsi kebenaran, jika berkhianat dalam konteks code of silence, maka ia juga akan menjadi tersangka dengan tuduhan obstruction of justice.

Media televisi mainstream telah menjadi ruang kontrol dan pembelajaran publik. Tidak sedikit orang yang belajar dari diskursus, diskusi di ruang tivi. Publik belajar banyak untuk menguji kembali kepercayaan mereka selama ini kepada institusi polri atas kemunculan kasus ini.

Tentu saja publik mengkaitkannya dengan "pengkondisian" kasus yang secara terang dapat disaksikan di banyak media. Para pengacara juga tak akan tampil sekedar berdebat kusir soal kasus dan bagaimana sebenarnya peristiwa pembunuhan berencana itu terjadi.

Hanya demi menjaga nilai etis saja, soal konten yang dimaksud oleh Kemenpolhumkam Mahfud MD yang tak layak dibicarakan secara vulgar. Ada kasus pelecehan, percobaan perkosaan, kaitan dengan narkotika, yang semuanya sensitif bagi kalangan dibawah +18.

Jika mau buka-bukaan, tentu saja bisa saja, tapi kode etik pengacara juga membatasi hal itu. Bagaimanapun ibarat orang yang suka balap mobil, maka tempat yang tepat untuk saling berlomba balap adalah di track-nya. Di ruang sidang nantinya.

Publik menantikan putusan akhir dari sandiwara besar ini. Apakah nanti akan ditayangkan secara live?. Bukan tidak mungkin kita bisa mengikuti jalannya persidangan. Seperti live- kasus persidangan Setya Novanto misalnya.

Sebenarnya kasus ini adalah cerita besar, dalam realitas yang sesungguhnya, dan jika dibuka telanjang, berbahaya bagi kalangan di bawah +18, tapi bagi yang dewasa atau mau belajar lebih dewasa, kasus ini akan memberikan pencerahan dan kecerdasan dalam memahami psiko politik tingkat tinggi di institusi polri, dan bagaimana sebuah kasus diselesaikan atau "dikondisikan" (ini pelajaran paling berharga). Ternyata "cerita dapur polri " bisa begitu rumitnya.

sidang-1-62f9fdfca1aeea1d06066442.jpg
sidang-1-62f9fdfca1aeea1d06066442.jpg
ilustrasi gambar-ruang sidang-radarbromo

Forum pengadilan akan menjadi ajang pertaruhan bagi polri dan para pengacara untuk membuktikan kebenaran yang selama ini masih simpang siur.

Dan jika benar dugaan kita, ini juga akan menjadi momentum bagi mendiang Brigadir Joshua untuk direstorasi, di rehabilitasi dan jika mungkin di jadikan momentum pengukuhan "pahlawan bagi kepolisian" atas kematian martirnya membangun sebuah reformasi besar di tubuh institusi polri.

Bahkan pencapaian transformasi yang begitu berhasil oleh kapolri melalui Polri Presisi, bisa di telan hujan sehari atas kemunculan kasus extra ordinary ini. Jelas ini bukan kasus biasa!.

Reformasi Ulang

Seluruh pencapaian polri atas berbagai prestasi yang melibatkan peran mereka terhadap layanan publik, kredibilitas, transparansi, serasa mendapat pukulan telak.

Jika saat ini polri membuat angket kepercayaan publik atas institusi polri, sudah pasti akan langsung jeblok. Meskipun kepo publik didukung oleh desakan Presiden Jokowi hingga tiga kali permohonan membuka kasus ini hingga terang benderang, terlihat semuanya masih stagnan.

Unsur atau prinsip kehati-kahatian dalam penyidikan kasus, telah melebar kemana-mana, hingga upaya menjaga citra polri, yang lebih urgen daripada sekedar menuntaskan kasus ini dengan cepat. 

Bagaimana jika investigasi mendalam pada akhirnya menemukan hal-hal tabu konten +18, termasuk soal jaringan narkotika, adanya geng mafia, polisi korup dan jahat, dan polisi yang menggunakan kuasa, justru mengoperasikan bisnis ilegal?. Ini jelas akan menjadi preseden buruk.

Semoga semuanya akan punya titik terang, dan kita tunggu saja hasilnya ketika palu putusan hakim diketok. 

referensi: 1,2,3,4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun