Perkembangan kognitif manusia didasarkan pada caranya memahami dunia. Semakin tumbuh dan mempelajari banyak hal, pola berpikirnya pun akan berkembang dan berubah.
Kedua, Gangguan Tidur
Ketika pertama kali menonton film horor, bunyi tetabuhan yang berasal dari surau di dekat rumah menjadi terasa sangat menakutkan.Â
Bayangan makhluk hitam, bersayap dan bisa terbang dengan cepat, terus  muncul sekalipun sudah diyakini dalam hati hanyalah khayalan.
Banyak adegan dalam film horor yang sulit dipahami oleh nalar anak-anak. Apalagi dengan visual yang sangat realistik, suara yang mendukung, membuat semuanya menjadi semakin menakutkan. Kecemasan yang timbul bisa ditandai dengan keluarnya keringat dingin dan jantung yang berdetak lebih kencang.
Dan kekawatiran kita, kecemasan dan ketakutan itu bisa berlangsung lama, terakumulasi  hingga menjadi trauma berkepanjangan.
Ketiga, Agresi dan Kekerasan
Barangkali yang juga mengawatirkan dan sangat dilematis bagi orang tua, meskipun anak-anak ada yang kuat hati menonton film horor, namun adegan kekerasan, penyiksaan dapat mengganggu rasa sensitifitas mereka terhadap kekerasan yang dialaminya dalam kehidupan nyata.
Bukan tidak mungkin bibit-bibit temperamental anak berasal dari akumulasi imajinasi tontonan horornya. Maka peran keluarga, komunikasi dan bimbingan harus menjadi perhatian yang intens.