Bahkan untuk urusan luka pada kucing, orang tua jaman dulu, memberinya bubuk kunyit untuk mengeringkan luka. Dan ajaib, biasanya berhasil, meskipun pasti menyisakan sedikit rasa pedih.Â
Buktinya kucing biasanya kelabakan dan panik, setelah kena bubuk kunyit. Tapi sejenak kemudian normal dan tak lama lukanya mengering.
Intinya, pengobatan tradisional tetap menjadi alternatif yang tak boleh dilewatkan. Â Bahkan kini obat-obatan berlabel "herbal" semakin banyak di pasaran dan di toko obat dan semakin diminati orang yang ingin menjauhi obatan-obatan medis dan ingin "back to nature"-kembali ke alam
Banyak orang kini memanfaatkan lahan kecil di rumahnya menjadi sebuah kebun tanaman obat. Orang tua saya bahkan mengoleksi hampir semua jenis tanaman obat di lantai atas di rumahnya.
Roof topnya dijadikannya kebun kecil tempatnya bereksperimen sambil menikmati masa pensiunnya. Koleksi favoritnya adalah, semua jenis tanaman yang ada di dalam Al-Qur'an.Â
Bahkan jika ukurannya jumbo, diolahnya menjadi bonsai. Kebun penuh inspirasi ini menjadi tempatnya beraktifitas setiap harinya, dari sejak matahari menyembul cerah, hingga sore berwarna jingga. Masa pensiun yang indah!.
Bertarung Demi Obat
Mengapa harus bertarung?. Ibarat orang berkelahi seorang ibu terkadang harus memegang kuat anaknya sebelum memasukkan obat ke dalam mulutnya. Sehingga mirip orang sedang berkelahi. Anak saya, sering berkelakar, wah!, ini kekerasan dalam rumah tangga, tidak wajib di tiru, ketika melihat ibunya memberikan obat kepada adiknya yang kecil
Padahal dulu ia juga mengalami nasib yang sama, barangkali tidak ingat. Bermacam cara di gunakan untuk memasukkan sebutir pil atau sesendok sirup.Â
Dari di tumbuk halus, dicampur air, dicampur sirup, di bagi dalam beberapa kali asupan jika dosisnya banyak, menggunakan pipet, sampai jurus pamungkas, "memencet hidung", sambil memasukkan obat.Â
Meski sering berhasil, tapi kok rasanya seperti sebuah "penyiksaan". tapi ibu tetaplah seorang ibu, ia tahu batas antara kasih sayang dan "kekerasan" yang kita lihat.
Bukankah lebih sayang lagi jika buah hati kita, terus sakit, karena kesulitan kita memberikan obat?.
Kini dokter dan dunia medis semakin pintar, dengan memodifikasi banyak obat ke dalam bentuk sirup, karena untuk memudahkan dan kepraktisan. Disamping karena faktor-solusi banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh para orang tua.
Padahal dahulu, kita sering mendapatkan resep "modifikasi" dari dokter. Obatnya ditumbuk dan dicampur, kemudian dipilah kedalam beberapa amplop, dengan "pertimbangan" obat sudah terbagi rata dan akan lebih mudah dikonsumsi oleh anak-anak.
Padahal, jika kita jeli, memangnya takaran sendok secara manual, bisa memastikan bahwa komposisi per ampul amplp obat itu punya jumlah takaran yang sama?.
Bagaimana jika komposisinya berbeda-beda, sehingga, misalnya kandungan Paracetamol-nya, lebih banyak di bungkus yang satu dan kandungan Salicylamide, Chorphenamine Maleate atau Phenylpropanolamine lebih banyak di bungkus lain. Apakah tidak berbahaya bagi lambung atau ada implikasi lain. Jika obatnya untuk menurunkan demam, panas, sakit kepa atau gejala flu misalnya?.