Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kain Sarung Bersimpul dan Make A Wish Saat Malam Lailatul Qadar

28 April 2022   22:37 Diperbarui: 28 April 2022   23:21 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita tentang malam lailatul qadar bagi anak-anak berbalut dengan banyak "misteri" dan keajaiban.

Begitu besar rasa penasaran, beberapa anak di bahkan pernah sepanjang malam bergantian tidak tidur, dengan memasang semacam genta atau lonceng, jika benda itu tidak bergerak, menurut keyakinan mereka, adalah pertanda malam itu malam lailatul qadar.

Karena menurut yang mereka tahu, pada malam lailatul qadar, angin tak bergerak, bahkan malam akan terasa hangat tapi begitu hening. Semua benda akan berhenti bergerak.

Pepohonan akan "tunduk" sehingga seluruh alam akan terlihat seperti datar. Hati orang yang mendapat hidayah akan terasa penuh dengan hikmah dan ketenangan.

islampos.com
islampos.com

Kisah Anak-Anak Masjid

Anak-anak yang biasa main di masjid selama ramadhan, tidak langsung pulang begitu selesai shalat tarawih.

Mereka akan bertadarus atau mengaji mengisi malam ramadhan, jika selesai biasanya mereka akan duduk di sayap beranda masjid atau di beranda depan, menikmati sejuk angin malam.

Beberapa anak justru kadangkala bermain halang rintang, di halaman masjid yang biasanya terang benderang.

Pernah di satu waktu di kampung tempat saya tinggal, anak-anak yang kelelahan setelah bertadarus dan bermain, akhirnya ketiduran di dalam masjid.

Begitu lelap kantuknya, salah seorang diantara mereka, ketika pagi di temukan di halaman masjid di dekat tempat wudhu.

Ternyata menurut para orang tua, ia bukan berjalan sambil tidur, tapi ia diangkat oleh jin yang mungkin merasa kesal, karena ternyata anak yang tidur di halaman masjid itu mengompol.

Menurut para orang tua , ini bukan kejadian kali pertama. Tapi begitupun kami tak pernah merasa takut. Karena masjid itu sebenarnya berada di kota, bukan dipinggiran kampung yang jauh di pedalaman. Bahkan sekeliling masjid itu adalah areal pertokoan.

Kain Sarung Bersimpul

Kisah ini di tuturkan oleh kakek, ketika ia masih tinggal di pesantren di kampung. Di bulan ramadhan, tarawih, tadarus, hingga iktikaf justru semakin meriah.

Apalagi saat sepuluh hari terakhir ramadhan, mushala atau surau pesantren semakin penuh dengan anak-anak mengaji.

Mereka semua "berburu" malam lailatul qadar, tapi tidak seperti umumnya orang yang khusus mencari malam spesial yang nilainya seribu bulan.

Jadi mereka hanya beribadah sebanyak-banyaknya, tak peduli apakah malam itu malam lailatul qadar atau bukan.

Mereka hanya berharap di dalam hati, semoga ketika mereka sedang beribadah dalam salah satu malam itu, mereka bertemu dengan malam lalaitul qadar dan doanya terkabul.

Suatu malam seperti biasa mereka bertadarus beramai-ramai, hingga malam semakin larut dan akhirnya hanya tinggal beberapa orang yang mengaji. Hingga akhirnya seluruh santri itu tertidur di masjid itu beramai-ramai.

Ketika pagi menjelang sahur, mereka dibangunkan oleh kyai mereka. Sebelum mereka sahur, sang kyai melihat sesuatu yang tidak biasa menurut "mata batinnya". Kata beliau, ada salah seorang dari santrinya yang "bertemu" malam lailatul qadar.

Beliau bilang, salah seorang dari santrinya, ada ujung kain sarungnya yang memiliki simpul. Maka mereka semua bergegas memeriksa masing-masing sarungnya, untuk mencari tahu, apakah sarung mereka yang memiliki simpul itu.

Ternyata dari sekian banyak santri ada seorang yang kain sarungnya tersimpul. Ia sama sekali tak menyadari, karena selama ini ia tak begitu merasa "memburu" malam lailatul qadar. Ia hanya ingin beribadah sebaik-baiknya dan sebanyak-bnyak selama ramadhan yang mulia itu.

Mungkin karena keihklasan dan ketulusannya, ia mendapatkan 'hadiah" malam seribu bulan itu.

Ia kemudian bercerita, ketika malam semakin larut dan hanya tinggal ia sendiri yang masih bertadarus, ia tiba-tiba merasa malam itu begitu sunyi, hening dan hamparan putih bersih terlihat disekitar surau.

Ia merasa seluruh bulu kuduknya berdiri,  tapi ia sama sekali tak menganggap itu sesuatu yang aneh.

Ia kemudian menghentikan tadarusnya dan menyambungnya dengan shalat tahajud beberapa rakaat yang ditutup dengan doa, ketika akhirnya ia merasa kantuknya begitu berat dan ketiduran di atas sajadahnya.

Malam Lailatul Qadar

liputan6.com
liputan6.com

Memang tak ada yang dapat memastikan kapan sebenarnya malam lailatul qadar itu hadir. Sebagian para ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar itu muncul pada sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan.

Sebagian lain berpendapat, malam itu hadir pada malam-malam ganjil di bulan ramadhan. Sehingga ada masjid-masjid tertentu yang ramai pada malam ganjil, tapi sepi pada malam genap.

Itu menunjukkan para "pemburu" malam lailatul qadar tidak ikhlas untuk mendapatkan malam spesial itu, karena hanya beribadah jika "peluang" malam itu datang, dan berkurang aktifitas ibadahnya jika "peluang malam lailatul qadar itu kecil".

Tentang pertanda malam spesial itu juga banyak riwayatnya, ada yang mengatakan pada malam itu begitu hening, namun hangat. Angin berhembus lembut, dan langit terasa begitu jernih tanpa bintang. Bahkan jika malamnya hujan, maka ada saat ia kembali cerah, dan hanya mereka yang beruntung yang merasakan suasana itu.

Orang yang berada dalam kondisi itu akan merasa begitu damai, namun sebagian yang bertemu namun tidak mendapat hidayahnya, justru merasa takut.

Bukannya bangun dan berwudhu serta membuat permohonan melalu doa (make a wish), tapi justru tidur dan berselimut karena ketakutan.

Jadi meski seseorang pada akhirnya bisa bertemua malam itu, namun jika tidak 'siap", justru akan bersembunyi dan ketakutan, karena melihat fenomena "ajaib" yang tidak pernah disaksikan dalam hidupnya.

Sehingga bertemu malam lailatul qadar, itu tak hanya dibutuhkan kesiapan fisik, agar bisa banyak beribadah, tapi juga butuh kesiapan batin, dengan keikhlasan beribadah. Sehingga, ketika bertemu malam spesial itu akan siap lahir dan batin.

Jadi siapapun yang berkeinginan "menjemput" malam itu, juga tergantung pada niat utamanya, semakin ikhlas, semakin besar peluang menemukannya.

Bahkan jika memang ia "ketiduran-pun", maka para malaikat akan membangunkannya untuk menerima hidayah itu. Semoga kita termasuk yang beruntung, dalam hari-hari terakhir ramadhan penuh berkah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun