Memang tak ada yang dapat memastikan kapan sebenarnya malam lailatul qadar itu hadir. Sebagian para ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar itu muncul pada sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan.
Sebagian lain berpendapat, malam itu hadir pada malam-malam ganjil di bulan ramadhan. Sehingga ada masjid-masjid tertentu yang ramai pada malam ganjil, tapi sepi pada malam genap.
Itu menunjukkan para "pemburu" malam lailatul qadar tidak ikhlas untuk mendapatkan malam spesial itu, karena hanya beribadah jika "peluang" malam itu datang, dan berkurang aktifitas ibadahnya jika "peluang malam lailatul qadar itu kecil".
Tentang pertanda malam spesial itu juga banyak riwayatnya, ada yang mengatakan pada malam itu begitu hening, namun hangat. Angin berhembus lembut, dan langit terasa begitu jernih tanpa bintang. Bahkan jika malamnya hujan, maka ada saat ia kembali cerah, dan hanya mereka yang beruntung yang merasakan suasana itu.
Orang yang berada dalam kondisi itu akan merasa begitu damai, namun sebagian yang bertemu namun tidak mendapat hidayahnya, justru merasa takut.
Bukannya bangun dan berwudhu serta membuat permohonan melalu doa (make a wish), tapi justru tidur dan berselimut karena ketakutan.
Jadi meski seseorang pada akhirnya bisa bertemua malam itu, namun jika tidak 'siap", justru akan bersembunyi dan ketakutan, karena melihat fenomena "ajaib" yang tidak pernah disaksikan dalam hidupnya.
Sehingga bertemu malam lailatul qadar, itu tak hanya dibutuhkan kesiapan fisik, agar bisa banyak beribadah, tapi juga butuh kesiapan batin, dengan keikhlasan beribadah. Sehingga, ketika bertemu malam spesial itu akan siap lahir dan batin.
Jadi siapapun yang berkeinginan "menjemput" malam itu, juga tergantung pada niat utamanya, semakin ikhlas, semakin besar peluang menemukannya.
Bahkan jika memang ia "ketiduran-pun", maka para malaikat akan membangunkannya untuk menerima hidayah itu. Semoga kita termasuk yang beruntung, dalam hari-hari terakhir ramadhan penuh berkah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H