kaskus.com
Barisan para perempuan dan laki-laki itu memainkan barongsai di depan pertokoan. Uniknya sebagian pemain barongai adalah para perempuan berjilbab dari etnis Tionghoa. Mereka adalah anggota keluarga besar Yayasan Perkumpulan Hakka Aceh.
Siapapun yang mengenal Aceh, persepsinya tak bisa lepas dari syariat Islam. Tapi Tinggal di Aceh yang notabene menerapkan syariat Islam, ternyata tidak membuat warga etnis Tionghoa tertekan. Mereka justru mengaku hidup di Serambi Mekah jauh lebih nyaman dan aman.
Bauran Etnis Dalam Budaya
kumparan.com
Memang sejak lama kami di Aceh tak pernah di dera isu SARA tentang perbedaan etnis, etnis monoritas dan mayorita, semua berdampingan dengansegala perbedaan. Jauh ari ekspektasi orang di luar yang membayangkan betap sulit hidup di Aceh dengan syariat Islamnya.
Kami bahkan punya Festival Peunayong, yang menggalar bazar bersama antara etnis Tionghoa dengan warga Aceh, dengan penuh kemesraaan. Lampiaon-lampion menghiasi kota, di sepanjang jalan utama Peunayong. Pusat bisnis dan pasar terbesar di Aceh.
Sebagai minoritas, etnis Tionghoa berbaur dalam banyak keragaman budaya. Kampung ini menyatukan warga yang berbeda keyakinan agama, etnis dan kultur.
![vihara-aceh-625c4a93bb44863d5e0693e4.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/vihara-aceh-625c4a93bb44863d5e0693e4.jpg?t=o&v=770)
Beberapa rumah ibadah kaum Tionghoa bersisian dengan areal bisnis tanpa ada gangguan. Seperti Vihara Dharma Bhakti.
Bahkan  komunitas warga Tionghoa yang bermukim di kawasan Peunayong, kota Banda Aceh mendeklarasikan kawasan tersebut sebagai kampung "keberagaman" pertama di provinsi itu.Â
![pasar-peunayong-aceh-oh34fg-prv-625c48933794d114e5705232.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/pasar-peunayong-aceh-oh34fg-prv-625c48933794d114e5705232.jpg?t=o&v=770)
Bertepatan dengan perayaan Imlek 2566. Sekaligus sebagai pusat kebudayaan dan perekonomian Banda AcehÂ
Berbagai bukti kesejarahan sebenarnya juga juga berkaitan dengan kisah Aceh dan Kerajaan Tiongkok. Saat ini si  museum Aceh terdapat lonceng cakradonya, yang erat kaitannya dengan relasi sejarah Peunayong (Aceh) dengan kedatangan armada Cheng Ho.Â
![73091-lonceng-cakra-625c49aabb448652e7547322.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/73091-lonceng-cakra-625c49aabb448652e7547322.jpg?t=o&v=770)
Laksamana Cheng Ho pernah mampir dengan membawa 30.000 anak buah kapal sekaligus untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Cheng Ho adalah seorang Laksamana Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok yang berkuasa tahun 1403-1424.
Festival Peunayong
![1457377seudati-barongsaip-625c47ed3794d10c5c5235d2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/1457377seudati-barongsaip-625c47ed3794d10c5c5235d2.jpg?t=o&v=770)
![download-1-625c4716ef62f632f0767674.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/17/download-1-625c4716ef62f632f0767674.jpg?t=o&v=770)
Peunayong adalah pusat niaga di Banda Aceh. Sebagian besar uang yang berputar berada di pasar lama tersebut. Peunayong sendiri dalam sejarah panjangnya tidak hanya pusat niaga, namun menjadi bagian dari lokus Kerajaan Aceh.
Menjadi tempat hiburan. Lokasiny sendiri tidak jauh dari titik awal Kerajaan Aceh di Keudah. Banda Aceh sendiri merupakan bagian dari lokus segitiga utama kerajaan Aceh.
Indrapuri-Indrapurwa dan Indra patra. Segitiga itu berbentuk seperti Jiee, atau tampi dalam bahasa Aceh, yang berbentuk segitiga. Wujud ketiga titik melambangkan tiga titik penting batas Kerajaan Aceh.
Di Peunayong itulah bauran kebudayaan antara Etnis tionghoa dan Aceh menjadi sebuah potret tentang keberagaman yang hingga saat ini tidak pernah berubah.
Jika mengunjungi Pasar Peunayong saat ini terdapat sebuah sudut pasar dengan hiasan lampion dan dinding mural yang bergambar Laksamana Cheng Ho menghiasi sudut pasar di bundaran utama dekat dengan Jembatan Peunayong.
![images-9-625c4787ef62f6094d3f1132.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/17/images-9-625c4787ef62f6094d3f1132.jpg?t=o&v=770)
Saat ini sedang dalam renovasi besar-besaran untuk menjadikan situs sejarah Peunayong menjadi square, sekaligus ruang pengingat sejarah kejayaan Kerajaan Aceh, dalam format ekonomi yang berbaur banyak etnis.
Dalam ramadhan seperti sekarang ini, Peunayong adalah wakil dari geliat ekonomi paling bergairah. pasarnya tak pernah mati selama dua puluh empat jam. Deretan toko di siang hari dan keramaian pasar sayur di malam hari.Â
![fishing-boats-moor-banks-aceh-river-peunayong-banda-aceh-indonesia-august-aceh-river-island-193747032-625c4b92ef62f6708d4e9852.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/fishing-boats-moor-banks-aceh-river-peunayong-banda-aceh-indonesia-august-aceh-river-island-193747032-625c4b92ef62f6708d4e9852.jpg?t=o&v=770)
![09339c62b65478a824760e01976216af-625c4c15bb448608902bfdf3.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/09339c62b65478a824760e01976216af-625c4c15bb448608902bfdf3.jpg?t=o&v=770)
Bahkan di ujung jemmbatan masih terdapat pelabuhan bebas, tempat merapat kapal-kapal usai melayar. Berlabuh, bersandar, istirahat sejenak sebeum malamnya berangkat menembus samudera lagi.
Deretan toko itu sebagian besar dimiliki para etnis tionghoa yang telah bermukin puluhan tahun, sejak awal berdirinya ruang ekonomi bisnis tersebut.
![rex-peunayog-malam-hari-625c4b09ef62f663e15a6d52.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/04/18/rex-peunayog-malam-hari-625c4b09ef62f663e15a6d52.jpg?t=o&v=770)
Dan gairahnya semakin menguat dengan kehadiran Festifval Peunayong, Festival Meugang dan Bazar besar selama menjelang berbuka. Ratusan kedai berderet di area itu. siapapun berhak berniaga tanpa perbedaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI