Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kuliah Metaverse, Butuh Grand Desain Pendidikan Masa Depan

6 April 2022   10:37 Diperbarui: 7 April 2022   02:06 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi bagaimanapun, siap atau tidak, karena metaverse mensyaratkan ketersediaan internet beresolusi kecepatan tinggi. Jika kita ingin membangun metaverse pendidikan, akses dan kecepatan internet harus ditingkatkan. Semua multistakeholder harus bergerak secara simultan dan terintegrasi. Kolaborasi harus ditingkatkan.

Dukungan pertama yang paling realistis adalah dari kesiapan, grand design pendidikan masa depan, dengan mengikuti dinamika dan perkembangan teknologi. Hal ini ditujukan agar ada keseimbangan dalam pola belajar hybrid (kombinasi online dan offline), sebagai langkah persiapan mengantisipasi agar tidak menimbulkan adiksi terhadap virtual reality. 

Dukungan kedua, dari sisi hukum dan etika dalam pendidikan, yang harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga peluang timbulnya kesenjangan, persoalan hukum telah diantisipasi sejak awal. Bagaimanapun berbagai kemungkinan dampak akibat dari pola pendidikan metaverse, bisa saja berpengaruh pada semua lini pendidikan, mahasiswa-dosen, bahkan sistem pendidikan dalam hal ini kuriklumnya.

Perguruan tinggi yang melengkapi institusinya dengan infrastruktur digital, dengan dukungan sumber daya insani yang melek teknologi akan tumbuh menjadi kekuatan baru dalam dunia pendidikan. 

kompas.com
kompas.com

Metaverse Pendidikan sebuah ‘hyper interactive’

Kehadiran metaverse dalam dunia pendidikan, seperti mata pisau, ada tantangan dan peluang, karena metaverse menawarkan sebuah pengalaman dan cara pandang baru dari kehadiran teknologi,  ‘hyper interactive’.  Sebagai wujud adanya proses migrasi data yang besar, sehingga perlu dibangun dengan infrastruktur internet dan digital yang memadai.

Tanpa batas, dan keterkaitan yang tinggi dengan semua entitas dan personal yang kian bebas. Apapun jenis aktivitas fisik dan interaksi sosial-belajar, mengajar, interkoneksi dilakukan secara virtual dalam bentuk teleportasi instan dengan teknologi hologram.

Mengingatkan dengan sebuah cerita imajinasi masa depan, ketika rumah-rumah tinggal kita memiliki pemandangan langit biru, tapi semua hologram, akrena di balik hologram virtual itu semua semesta kita sudah tercemar.

Semua diwujudkan secara virtual melalui integrasi dari media sosial, virtual reality (VR), augmented reality (AI), cryptocurrency dan berbagai perangkat yang sedang hype saat ini.  Semuanya membutuhkan kesiapan tanpa tawar menawar. Prasyarat utama, performa metaverse akan berjalan baik ketika proses transfer data berjalan lancar. 

Seperti dalam analisis menarik, Taufan Teguh Akbari, dari Rumah Millenials, universitas dunia mulai bekerjasama dengan virtual reality, seperti CEU University di Spanyol yang tengah menyiapkan prototipe kampus mereka untuk mendukung komunitas pembelajaran yang berbasis Minecraft Education Edition. Negara tentangg kita Thailand, melalui  Khon Kaen University di Thailand meluncurkan proyek yang bernama Metaverse Experience.

Kelak kita akan punya pengalaman baru, bagaimana kepindahan pendidikan di dunia  nyata ke dunia virtual. Bisa jadi orientasi mahasiswa baru, conference, tur kampus, ujian semester, interview, hingga proses magang dapat berpindah ke dunia virtual metaverse. 

Metaverse menjadi tahapan penting dalam dunia pendidikan kita setelah kita belajar sejenak dari prosese belajar daring dan hybrid. Metaverse adalah ‘next chapter of the internet.' 

Meski akan ada fleksibilitas tinggi, namun adaptasi dan transisi akan menyita tenaga dan pikiran akrena disrupsi besar mmebutuhkan kerja ekstra keras. Beruntung pandemi memberikan jalan  ke arah virtual education itu. 

melek-industri-4-0-stikom-interstudi-gelar-kuliah-umum-komunikasi-digital-fgjom7z1fvedukasi-kezone-624d0a92bb4486454d00fb0b.jpg
melek-industri-4-0-stikom-interstudi-gelar-kuliah-umum-komunikasi-digital-fgjom7z1fvedukasi-kezone-624d0a92bb4486454d00fb0b.jpg

edukasi-okezone

Secara kolektif teknologi menawarkan potensi yang besar untuk memperluas akses pendidikan, memfasilitasi komunikasi antar berbagai pihak, dan mengurangi friksi pendidikan dari anak usia dini hingga dewasa. Dengan adanya metaverse, pendidikan akan dibawa ke level demokratisasi pengetahuan yang lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun