Maka keberuntungan hanya akan didapat oleh orang yang menggunakan seluruh potensi ibadah yang dimilikinya setiap hari-30 hari itu, baik ibadah di siang atau malam hari. Belanja pahala setiap hari, berharap satu diantara hari itu adalah bonus super besar "Malam Lailatul Qadar".
Apakah hari lainnya akan merugi?. Tidak sama sekali, bahkan bersedekah kepada tetangga kanan-kiri dengan sepiring makanan berbuka, berbagi takjil ke jalanan, ke masjid, ke rumah yatim, dhuafa, semuanya punya nilai pahala.
Mager saja, selama diniatkan untuk iktikaf, mengingat Allah, diawal ketika hendak tidur-pun sudah bernilai pahala.
Jadi di hari baik, bulan baik Ramadhan Mubarak, bijaklah menjadi "pembelanja pahala". Hanya cukup membayarkan dengan hati ikhlas, istiqomah-konsistensi ibadah. Bonus super besar "Malam Lailatul Qadar" itu pasti akan ada di hati kita.
Tandanya?. Tak banyak orang yang tahu. Dalam banyak kisah nubuah dan hikmah orang yang "pernah" merasakan hidayah itu, Ia akan merasakan malam itu begitu hening, damai, bahkan angin, pepohonan tunduk berhikmat tak bersuara.
Hanya ada kita dan  suara hati kita. Segeralah bersujud, memohon ampun kepada Allah. Dan mintalah dunia dan seisinya menjadi bagian dari kebahagiaan kita, keluarga kita, kebahagiaan setiap orang didunia. Agar bumi ini damai adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H