Dalam pandangan masyarakat Aceh, lauk pauk daging yang terhidang saat makmeugang merupakan berkah. Bukan soal jenis lauk mahalnya, tapi kebersamaannya.Â
Sajiannya bukan hanya daging sapi atau kerbau, namun juga dilengkapi berbagai jenis hidangan tradisional lain. Manok Masam Keueng, sejenis masakan berbahan ayam dengan kuah yang sedikit pedas, Sie Rebuh-masakah berupa daging yang direbus dan diberi kuah rempah kental, Sie-Daging Masak Aceh (visual gambar), sebagai pelengkapnya.Â
Masakan lainnya berbahan baku itik atau bebek. Sajian makanan modern juga sudah menjadi bagian dari tradisi Meugang, seperti stik, semur, dan sate.
Dan makanan dengan olahan ikan pada saat spesial seperti ini justru tidak ada, karena keseharian kami di Aceh selalu tak pernah lepas dari berbagai jenis sajian ikan.
Tradisi Makmeugang, telah diajukan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) pada Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudyaan, Kemdikbud, pada tanggal 16 September 2016 silam.Â
Menjadi Warisan Budaya Nasional (Warbudnas) milik Indonesia dari Aceh. Semoga tetap akan menjadi jejak tradisi sepanjang generasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H