Ada psikolog James W. Pennebaker, neurolog Edwar Coffey, ahli linguistik Stephen D. Krashen dengan penelitian yang semua sepakat bahwa aktifitas tulis-baca bermanfaat bagi pengembangan kita yang mau melakukannya.
Belum lagi kita akan belajar tentang banyak diksi, alur cerita, dan sebagainya, melalui nalar yang sudah dibukukan. Â Ada J.K rowling, Stephen King, Tony Buzan, Pramoedya Ananta Toer, Kuntowijoyo, Fatima Mernissi, Ali Syari'ati, Joyce Wycoff, Thomas Amstrong, daniel Goleman, Stephen Covey, Ignas Kleden, Ratna Megawangi, Sindhunata, Hans Rossling, Eric Baker, Thomas Lickona, yang bisa menyerbu pikiran dan membuat kita berpikir tentang pengetahuan baru yang mereka tahu dan menularkannya pada kita.
Kompasiana adalah salah ruang mediasi itu, mengantar para pembaca jenis apapun, dan memberi ruang menuliskannya dengan cara apapun (setelah lolos seleksi admin).
Ide akan sekedar menjadi sebuah imajinasi jika tidak pernah tertuang dalam narasi-narasi berbentuk tulisan. Karena memang sebenarnya baca-tulis itu memang basic skill yang sudah ada dari sononya, tinggal di gaspoll untuk menghidupkannya.
Quantum Writing
Ini hanya salah satu, dari banyak ragam, menulis sebagai perantara pikiran yang sudah penuh dan harus dituangkan agar tidak jadi benang kusut.Â
Maka benar adanya, kalau ada yang bilang menulis bisa menyembuhkan stress-setelah penat kerja monoton. Tapi bukan kategori, stress tertawa sendiri di jalanan, di pengkolan, di mall. Kecuali di depan tivi dan depan gadget, karena segila apa tertawamu-tetap akan ada yang berpersepsi positif.
Quantum, meski berasal dari kosakata-sains modern, dapat menjelaskan bagaimana cara menjadikan membaca-menulis bisa melejitkan potensi kita.Â
Ketika dunia ber-disrupsi, salah satuya seperti akibat pandemi dan evolusi 4.0, seperti ujaran  Michael Porter-dalam Rethinking the Future atau Trout dan Rivkin dalam-The New Positioning. Intinya ada teknik, bagaimana memahami bacaan dengan cepat, bukan sekedar membaca secepat-cepatnya.
Membangkitkan potensi dengan cepat, digagas oleh Tony Buzan, Dave Meier, Joyce Wyclff, Colin rose, Todd Siler, Michael Michalko. Jenis konsepnya, diantaranya; experiental learning ( belajar terbaik adalah dengan mengalami), accelerated learning ( belajar dapat dipercepat asal suasana belajar terbangun kondusif dan menyenagkan), cooperative learning ( belajar bukan bersaing, melainkan saling berinteraksi secara positif).
Maka penting dibangun diawal, meminjam istilah-Dr. Georgi Lozanov-"sugestopedia", yang mengajarkan pentingnya sugesti-positif sebelum seseorang berani mencoba melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Yakinkan, diri bisa, hebat dan punya potensi. Bisa jadi kita akan berhasil dengan sugesti karena sebenarnya potensi itu "tidur" dan harus dibangunkan.
Begitupun dalam soal membaca-menulis, seperti kata ahli linguistik, Dr. Stephen D. Krashen, membaca-menulis harus menjadi paket aktifitas. Ketika merintis menulis, setelah membaca-layaknya kegitan "meresensi" akan mudah punya bayangan daripada tidak sama sekali.
Atau ikuti saja pameo, "tulis apa yang kamu pikir, jangan pikir apa yang kamu tulis", mungkin ini bisa jadi cara mujarab untuk memulai membaca-menulis dalam satu aksi. Atau seperti kebiasaan menulis di dalam catatan diary.