Sejumlah wartawan bahkan berpikir kolumnis urban adalah sebuah genre tersendiri, dunia antah berantah antara jurnalisme dan cerita karangan. Ini adalah salah satu lorong gelap bisnis yang tak dibicarakan.
Gugatan tentang keabsahan fakta pada akhirnya juga buntu. Pada akhirnya jurnalisme adalah tindakan karakter. Mengingat tak ada hukum jurnalisme, tak ada peraturan, tak ada surat izin, dan tak ada pengaturan dari yang resmi, dan mengingat jurnalisme bisa dieksploitatif.Â
Beban berat justru terletak pada etika personal dan penilaian dari wartawan dan organisasi secara individu tempat wartawan bekerja.Â
Konsekuensinya, ada sebuah prinsip yang harus benar-benar dipahami oleh para wartawan dan yang kita sebagai warga ketika memilih media, terutama tentang nurani.
Gampangnya, mereka yang bekerja di organisasi berita harus mengakui adanya kewajiban pribadi untuk bersikap beda atau menentang redaktur, pemilik, pengiklan, dan bahkan masyarakat dan otoritas mapan jika kejujuran dan akurasi mengharuskan mereka berbuat begitu.
Warga juga punya hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan dengan beritaÂ
Elemen jurnalisme ini muncul dengan pekembangan teknologi informasi. Dalam elemen ini, masyarakat juga punya hak untuk menciptakan media sendiri, mulai dari membuat blog, jurnalisme warga (citizen journalism), media alternatif, namun juga harus bertanggungjawab.
Di selainnya itu, bagaimana tentang kejujuran dan keseimbangan?. Dalam dunia yang bergerak cepat dan telah menjadi begitu samar, tapi tetap menjadi elemen yang tak pernah boleh dibuang.
Begitu juga dengan independensi, objektifitas yang telah begitu kacau karena banyaknya kepentingan, sehingga konsepnya lebih banyak dipakai untuk menggambarkan problem yang betul-betul dipahami, agar bisa memberikan solusi.
Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah panjang kita, berita kian banyak diproduksi oleh perusahaan di luar jurnalisme, dan organisasi ekonomi yang baru.Â
Kita menghadapi kemungkinan bahwa berita yang independen akan tergantikan oleh komersialisme untuk kepentingan diri sendiri yang menyamar sebagai berita.
Jika hal ini terjadi, kita akan kehilangan pers sebagai lembaga independen yang bebas memantau badan-badan yang kuat dan lembaga-lembaga lain di masyarakat.