Kita masih berhutang pada banyak peneliti yang mau berkomitmen meneliti dan merekonstruksi pertunjukan wayang kulit Cina-Jawa, agar tidak mati sia-sia. Setidaknya seperti apa yang coba kami lakukan, meski tanpa dasar sama sekali, tapi mencoba mengadopsinya dalam wujud yang lebih kekinian.Â
Tapi, yang  tak pernah kami hilangkan adalah penamaannya, yaitu "Wayang Thiti", untuk menjaga kemurnian asal usulnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!