Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Konvoi Mobil Mewah adalah Gejala "Conspicuous Consumption"

30 Januari 2022   01:07 Diperbarui: 31 Januari 2022   04:03 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konvoi mobil mewah. Sumber: autoevolution via Kompas.com

Bicara tentang privilege gara-gara konvoi mobil mewah memang terlalu dipaksakan. Jelas-jelas perilaku itu, meski diatasnamakan privilege, tidak pada porsi yang  tepat. Konvoi itu adalah pertunjukkan status dan pamer kekuatan ekonomi.

Dari sudut pandang sosiologi, privilege itu hak istimewa sosial atau privilese sosial yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, tapi tidak dimiliki oleh yang lainnya. Keberadaan hak ini karena hasil stratifikasi sosial, berkat adanya beda akses untuk memperoleh barang dan layanan yang sama.

Persoalannya adalah, stratifikasi sosial seperti apa?. Fenomena itu sensitif karena berurusan dengan perbedaan kelas sosial. 

kompas.com
kompas.com
Akal sehat kita akan meragukan, ketika seseorang atau sekelompok orang bisa lolos dari jerat hukum, karena hanya bersikap sopan berlalu lintas dan kooperatif. Ada fakta lain yang tersembunyi yang tidak semua orang bisa tahu. Tapi jelas, perilaku ini preseden buruk bagi banyak kepentingan publik yang luas.

Misalnya, ketika kepolisian "abai" atau "segan" dengan pemilik kekuasaan di balik mobil-mobil mewah itu. 

Atau ketika Electronic Traffic Law Enforcement milik Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, "dicuekin", padahal fungsinya sebagai implementasi teknologi yang konon digunakan untuk mencatat pelanggaran - pelanggaran dalam berlalu lintas secara elektronik untuk mendukung keamanan, ketertiban, keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas.

Dan, bisa jadi karena soal jalan raya itu sendiri. Meskipun bayaran pajak mereka bisa lebih besar, tapi tidak bisa juga mengabaikan kepentingan publik pengguna jalan raya lainnya. 

Apalagi jika ada yang menyangkut-pautkan dengan kondisi ekonomi, kondisi pandemi, kemiskinan, gap kaya miskin yang terasa jomplang selama pandemi. Rumit jadinya!.

Flexing dan conspicuous consumption

liputa6.com
liputa6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun