Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Laura dan Sulitnya Memahami "Rasa Bahasa"

26 Januari 2022   09:55 Diperbarui: 27 Januari 2022   00:05 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Anak Jaksel dan CCU

Fenomena yang satu ini jelas tidak lagi menggunakan KBBI, apalagi "rasa bahasa" karena rasanya sudah sangat Inglis (Indonesia-Inggris), seperti rasa Singlish (Singapore-Inggris) yang sudah duluan populer atau yang lebih tua umurnya Spanglish (Spanyol-Inggris). Untuk model bahasa campuran seperti itu, Cinta laura sebenarnya sudah terbiasa melakukannya.

Dalam kerancuan "rasa bahasa", seperti fenomena bahasa gaul Jaksel, sifatnya biasanya temporary, mengikut tren, hanya saja "jejaknya" akan mewarnai dinamika kebahasaan kita, seperti yang lazim dan pernah terjadi sebelumnya seperti; bahasa Prokem, Slang.

Bahasa Indonesia sendiri, serapan bahasanya juga sangat beragam dari Bahasa Sangsekerta, Melayu, hingga bahasa benua Eropa, hanya saja telah mengalami modifikasi dalam penggunaan kata secara secara resmi dalam penulisan maupun percakapan sehari-hari.

Rasa bahasa juga menjadi kebutuhan ketika kita melakukan "Cross Culture Understanding" (CCU) memahami budaya silang, baik ketika kita mengunjungi negara lain untuk tinggal maupun untuk studi. baca disini

Pemahaman ini tidak hanya demi mengurangi rasa bersalah dan gagal paham atau salah paham dalam berkomunikasi, tapi juga menunjukkan penghargaan atas si empunya bahasa "ibu" di negara lain yang kita kunjungi, konon lagi di Perancis, yang sangat "sombong" terhadap para pendatang yang non bahasa Perancis. baca disini

referensi; 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun