Di lain waktu, dalam sesi diskusi dengan seorang Jepang, ia menanyakan apa pendapat kita tentang dia dengan menanyakan, "Apa pendapatan kamu?". Selain karena ia tak sepenuhnya paham kata sebenarnya, ia tak menyangka pertanyaannya bisa menjurus ke pertanyaan pribadi soal penghasilan kita. Jadi dalam konteks lawakan, bisa saja kita jawab, "pendapatan saya sebagai petani, ya dari hasil bumi, sawah, kebun, pokokny semua tanaman yang saya tanam di sekeliling rumah".
Tentang Stemmer
Bahasa menjadi kebutuhan penting untuk menyampaikan pesan. Bahasa akan dituangkan dalam sebuah tulisan yang biasa kita sebut sebuah kata dan kalimat. Kalimat akan menjadi makin penting karena difungsikan media untuk menyampaikan pesan.
Kalimat yang salah akan menimbulkan makna, arti dan pemahaman berbeda terhadap si penerima  pesan atau pembaca kalimat. Lantas lahirlah gagasan menyediakan alat bantu untuk bisa mendeteksi sebuah penulisan kalimat yang salah.
Proses pembuatan alat bantu ini bertahap, dimulai dengan memisahkan kata dari kalimat. Kata yang telah dipisah dari kalimat akan di proses untuk memperoleh kata dasar. Tidak usah repot karena yang bekerja adalah sisitem dalam pemograman.
Tahapan perlakuannya dimulai dari Tokenizing, Stemming, menganalisa kata subjek. Alat bantu deteksi kata ini dibuat dengan Pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP). Dengan bantuan database Wordnet.princeton.edu dan kolaborasi dengan SmartData. Kenapa digunakan Wordnet adalah sebagai alat batu untuk tagging dan stemmer. Sedangkan SmartData digunakan untuk mendeteksi subjek dalam sebuah kalimat.
Berikutnya alat itu akan bekerja, hasil yang diperoleh alat bantu deteksi kata adalah kata dasar dan deteksi subjek dalam sebuah kalimat. Intinya alat ini akan membantu mendeteksi temuan kata-kata dalam sebuah kalimat untuk menemukan kata dasar dan makna dari setiap kata itu, beserta contohnya.Â
Alat ini terus mengalami pembaharuan, namanya juga teknologi. Saat ini barangkali seri 1.0, dan berikutnya pada temuan ke tujuh mungkin akan ada seri 7.0-S, jika ada yang "spesial" ditambahkan dalam pemograman baru itu.Â
Nah pekerjaan yang cukup detail ini akan lebih efektif digunakan pada pendeteksian susunan kalimat di dalam sebuah teks, seperti kebenaran dan kebetulan, dengan masing-masing contoh aplikasi penggunaanya didalam kalimat.
Jadi bisa membantu mengurangi "selisih paham" soal rasa bahasa. Jadi tidak akan muncul penggunaan dalam kalimat resmi seperti; Superhero adalah Para pembela "Kebetulan: Di Bumi. Atau Para pencari fakta sedang membuktikan tentang "Kebetulan" berita  ditemukannya puing-puing UFO di Kantor Kompasiana. Atau sebaliknya kalimat, Sebuah "kebenaran" yang tak terduga, ternyata nama hewan piaraan itu sama dengan nama pemiliknya.
Kembali ke soal "rasa bahasa", bisa jadi para penyusun KBBI daring terbitan Kemendikbudristek akan menyarankan kita menggunakan "rasa bahasa" daripada merevisinya. Karena itu artinya bisa membuat ketidaktelitian tim KBBI berdampak pada "kemaluannya" yang membesar-maaf, rasa malunya menjadi besar. Yang terakhir adalah salah satu contoh salah penggunaan bahasa yang tidak tepat, dan tidak menggunakan rasa bahasa sama sekali.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!