Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Setiap Perempuan Istimewa

11 Desember 2021   16:15 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

okezone.com

nyeri-haid-bisa-diantisipasi-dengan-memonitor-siklus-menstruasi-oensindonewas-61b46b7c06310e4c177b5d08.png
nyeri-haid-bisa-diantisipasi-dengan-memonitor-siklus-menstruasi-oensindonewas-61b46b7c06310e4c177b5d08.png

hellosehat.com

Tulisan ini muncul lantaran sebagai ayah dari seorang putri, pengalaman berurusan dengan "M" itu jadi lucu .

Terlepas dari mitos yang luas berkembang dan menurut saya sudah jadi bagian dari budaya-ketimuran, sehingga bercampur antara informasi yang salah dengan tradisi-tradisi yang kadang berbau klenik. Misalnya jika ada seorang gadis sedang "M" dan duduk di tangga, maka akan di bilang orang tua bakal jauh jodoh. 

Apalagi seperti kami di Aceh, dulu rumah-rumah Aceh adalah rumah panggung (sekarang tersisa di rumah nenek), sehingga jika seorang gadis duduk di atas tangga akan dinilai jelek secara etis.

okezone.com
okezone.com

Atas dasar itu kemudian para orang tua atau endatu (nenek moyang) melarang para anak gadis duduk di tangga, selain karena bahaya terjatuh tentunya. 

Berbeda dengan sekarang, jamannya serba artifisial, sehingga tampon atau pembalut saja, sudah bisa dipilih layaknya barang fashionable-tipis, tebal, panjang, pendek, parfum, non parfum, herbal dan deretan panjang artifisial lain. 

Orang Tua Paham "M"

Karena itu diawal saya (ayah) sebagai kurir pembeli perangkat "M' anak gadis saya, pertanyaan pertamanya, malu nggak nanti kalau membeli  pembalut?. 

Kalau ditanya untuk siapa, (memangnya mau dipake sendiri-kalau jawab itu juga nggak mungkin),  sarannya, "bilang saja untuk ibu (istri),  jadi nggak malu-malu amat". 

Padahal kalau ngaku masih lajang dan takut jatuh plat nomor alias nggak laku, siapa juga yang masih mau?. Pesannya, kalau beli minta dimasukan dalam plastik jangan sampai ketahuan pembeli lain, kalau iya ketahuan juga, bilang aja baru beli roti bantal.!

Sekarang problemnya sudah ganti, jika anak gadis saya memesan perangkat "M", maka pesannya harus cukup detail dan panjang. Mereknya harus "X", mengandung sirih, panjangnya (disesuaikan dengan kadar "M"-nya), 35,30 atau sekedar untuk harian (pantyliner), pilih yang jumlah satuannya sesuai kebutuhan. 

Jika sedang jadi korban iklan, produk keluaran baru yang lebih green dan higienis dengan kandungan herbal, maka seantero toko bisa jadi alasan kunjungan, meskipun alasan utamanya jalan-jalan karena pikiran yang sedang nggak mood. Dan bagi seorang ayahpun urusan begini harus paham, jadi tak perlu ikut uring-uringan apalagi ikutan bad mood.

Bahkan diawal siklus "M" datang , saya sebagai ayah ikutan kena bagian curhatan, terutama soal bagaimana sebaiknya membeli perangkat "M". 

Sedangkan untuk urusan teknis lebih kepada ibunya yang sudah jauh-jauh hari mengontrolnya dan mengawasi kapan anak gadisnya  mengalami "M " pertama. Takutkah, cemaskah, pahamkah atau sudah menjadi sesuatu yang biasa.

Persoalan pembelajaran tentang "M"  meski urusan perubahan fisiologi normal, namun pararel dengan urusan pembelajaran seks yang masih tabu di negeri ketimuran. Berbeda dengan di barat yang justru menjadi pembelajaran yang umum dan lebih permisif. Efeknya bisa positif dan negatif. 

Positif jika pemahaman itu membantunya mengurangi cemas, memahami kesehatan biologisnya. Negatifnya, jika pemahaman itu justru membuatnya terjerumus secara sosial, pergaulan bebas dan memahami bagaimana mengatasi persoalan "barunya".

Di sini peran seluruh anggota keluarga menjadi penting, terutama bagaimana membantunya membangun pikiran positif, ketika ia berada dalam situasi yang membuat moodnya berubah, dan berpengaruh secara mental maupun psikologis juga. Konflik kecil gara-gara pemahaman yang keliru, dapat berakibat fatal. Sudah mood jelek, dimarahi, di bully, sehingga membuat tekanan semakin berat. Padahal sebenarnya menstruasi itu istimewa bagi seorang perempuan.

Memahami Mitos itu penting

Dalam urusan "M" dan segala sesuatunya, sekarang informasi sudah banyak tersedia. Hanya diperlukan kehati-hatian dalam memilih dan memilah informasi, agar tidak termakan hoaks. 

Pilihan pada informasi yang terpercaya, seperti ; Alodokter,  GetWell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter , ProSehat, SehatQ, YesDok, bisa jadi "teman rujukan" untuk memahami secara teoritis. 

Contoh info yang bisa diundauh: Menstruasi, haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan sejak menarche (menstruasi pertama) sampai menopause (menstruasi berhenti). Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.

Tapi urusan bagaimana implementasinya, karena termasuk didalamnya tingkat kecemasan, tekanan, emosi, apalagi berurusan dengan pekerjaan, tugas sekolah atau kuliah maupun kondisi masing-masing keluarga. Pemahaman yang baik menjadi faktor yang berperan penting terhadap bagaimana keluarga memahami situasi dan setiap bagaimana perempuan menjaga kesehatan mentalnya selama masa "M".

Cerdas "M"

Karena faktor "M" saja, seringkali bisa jadi bahan pemicu debat kami. Termasuk misalnya soal pilihan liburan,  jika pada weekend kami memilih ke laut, sementara si gadis sedang "M" maka ia menjadi penolak utama, alasannya sederhana karena tidak bisa mandi, dan dan tidak mau melihat orang mandi (persis rumus senang melihat orang susah, susah melihat orang senang). jadi karena ia tidak bisa mandi lebih baik yang lain tidak mandi juga. 

Dulu saya sebagai ayah memahaminya karena "M" akan berpengaruh pada kesehatannya, selain karena faktor susila, misalnya air kolam, air laut jadi kotor. Ternyata semuanya lebih karena mood belaka, selain soal higienitas tentunya yang utama.

Memahami  dengan baik, "M" adalah bentuk  anstisipasi positif untuk hidup lebih sehat dan membangun mental positif. Bayangkan jika karena infomasi salah di telan bulat-bulat menjadi informasi penting bagi yang sedang "M", urusan makan dan minum ternyata bisa berpengaruh pada jalannya "M" menjadi cepat atau lambat, bisa-bisa ia tidak makan alias diet. 

Secara medis, penjelasannya pada dasarnya makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang akan berjalan masuk ke lambung dan usus. Sementara menstruasi terjadi di rahim atau saluran reproduksi. Jadi, tidak ada hubungannya antara lambung dengan saluran reproduksi.

Begitupun dengan minuman dingin atau bersoda, karena faktanya, minuman dingin atau tidak berpengaruh apapun pada kelancaran atau terhambatnya menstruasi seseorang. 

Hal ini karena haid berhubungan dengan sistem reproduksi wanita, sedangkan minum dan makan berhubungan dengan sistem pencernaan. Sistem pencernaan dan sistem reproduksi memiliki saluran yang terpisah. 

Sehingga secara medis, tidak benar bahwa suhu dingin atau soda dari air yang diminum dapat membekukan darah dan menyebabkan haid tidak lancar.

Memahami berbagai urusan sederhan itu menjadi kebutuhan penting bagi orang tua bahkan bagi seorang ayah, karena selain pemahaman tehnis apa yang membahayakan dan apa yang menyehatkan, termasuk memahami soal siklus, dan mood akan membantu si ayah berperan dalam menguatkan mental pada saat mood jatuh, atau memberi araham positif.  Sehingga tidak ikutan bad mood, jika anak tiba-tiba menolak les karena sakit perut, sehingga pilihan solusinya tidak terpaksa atau dipaksakan.

Bahkan urusn "M" dengan pasangan hidup kita juga sesautu yang penting. Bagaimana memahami mood, kondisi psikologis, dan bagaimana interaksi kita dengan pasangan.  Jadi jangan heran, jika tiba-tiba pasangan kita sakit tiba-tiba, dan cucian berganti jadi laundry, masakan rumah berganti menjadi makanan orderan online.  Bisa saja, karena selain sibuk, tekanan kerja, ia sedang bad mood karena si "M".  

Meskipun terlihat hanya seperti bagian dari sebuah ritual bulanan biasa, sebenarnya siklus "M" adalah sesuatu yang istimewa bagi para perempuan. 

Sehingga, ia berhak mendapatkan perhatian dan kelonggaran, dan fasilitas yang bisa membuatnya nyaman. Bahasa sederhananya; jangan cuma mau dimengerti, sesekali cobalah untuk mengerti.  Karena "M" itu, memang istimewa buat mereka-para perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun