Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Setiap Perempuan Istimewa

11 Desember 2021   16:15 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau ditanya untuk siapa, (memangnya mau dipake sendiri-kalau jawab itu juga nggak mungkin),  sarannya, "bilang saja untuk ibu (istri),  jadi nggak malu-malu amat". 

Padahal kalau ngaku masih lajang dan takut jatuh plat nomor alias nggak laku, siapa juga yang masih mau?. Pesannya, kalau beli minta dimasukan dalam plastik jangan sampai ketahuan pembeli lain, kalau iya ketahuan juga, bilang aja baru beli roti bantal.!

Sekarang problemnya sudah ganti, jika anak gadis saya memesan perangkat "M", maka pesannya harus cukup detail dan panjang. Mereknya harus "X", mengandung sirih, panjangnya (disesuaikan dengan kadar "M"-nya), 35,30 atau sekedar untuk harian (pantyliner), pilih yang jumlah satuannya sesuai kebutuhan. 

Jika sedang jadi korban iklan, produk keluaran baru yang lebih green dan higienis dengan kandungan herbal, maka seantero toko bisa jadi alasan kunjungan, meskipun alasan utamanya jalan-jalan karena pikiran yang sedang nggak mood. Dan bagi seorang ayahpun urusan begini harus paham, jadi tak perlu ikut uring-uringan apalagi ikutan bad mood.

Bahkan diawal siklus "M" datang , saya sebagai ayah ikutan kena bagian curhatan, terutama soal bagaimana sebaiknya membeli perangkat "M". 

Sedangkan untuk urusan teknis lebih kepada ibunya yang sudah jauh-jauh hari mengontrolnya dan mengawasi kapan anak gadisnya  mengalami "M " pertama. Takutkah, cemaskah, pahamkah atau sudah menjadi sesuatu yang biasa.

Persoalan pembelajaran tentang "M"  meski urusan perubahan fisiologi normal, namun pararel dengan urusan pembelajaran seks yang masih tabu di negeri ketimuran. Berbeda dengan di barat yang justru menjadi pembelajaran yang umum dan lebih permisif. Efeknya bisa positif dan negatif. 

Positif jika pemahaman itu membantunya mengurangi cemas, memahami kesehatan biologisnya. Negatifnya, jika pemahaman itu justru membuatnya terjerumus secara sosial, pergaulan bebas dan memahami bagaimana mengatasi persoalan "barunya".

Di sini peran seluruh anggota keluarga menjadi penting, terutama bagaimana membantunya membangun pikiran positif, ketika ia berada dalam situasi yang membuat moodnya berubah, dan berpengaruh secara mental maupun psikologis juga. Konflik kecil gara-gara pemahaman yang keliru, dapat berakibat fatal. Sudah mood jelek, dimarahi, di bully, sehingga membuat tekanan semakin berat. Padahal sebenarnya menstruasi itu istimewa bagi seorang perempuan.

Memahami Mitos itu penting

Dalam urusan "M" dan segala sesuatunya, sekarang informasi sudah banyak tersedia. Hanya diperlukan kehati-hatian dalam memilih dan memilah informasi, agar tidak termakan hoaks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun