Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Omicron; Meledak Di Afrika, Panik Di Indonesia

2 Desember 2021   19:56 Diperbarui: 20 Desember 2021   17:38 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IDX Channel

kompas.com
kompas.com
Seperti seorang tersangka baru yang masuk catatan kepolisian, Omicron berdiri menghadap ke kamera dan memperkenalkan diri; saya Omicron- B.1.1.529. Bedanya Omicron, yang baru terdeteksi itu justru berdiri dengan sombong, karena jaringannya sedang bekerja "melemahkan" seluruh sendi kehidupan kita. Variannya membuat semua orang di dunia kuatir. Seberapa dahsyat sebenarnya daya serangnya terhadap imunitas tubuh kita?. Varian corona jenis Omicron termasuk  VOC (Variant of Concern), varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. 

Varian ini bereaksi positif terhadap hasil vaksinasi kita, sehingga menambah kekuatiran. Konon lagi bagi mereka yang sama sekali belum mendapat suntikan vaksin, lebih waspadalah, terutama menjaga prokesnya, dimana saja dan kapan saja. Varian Omicron, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, sebuah varian SARS-CoV-2, yang menyebabkan Pandemi Covid-19. WHO menyatakannya sebagai varian yang diwaspadai dan menamakannya dari kata Yunani Omicron. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.

Ketika Gelombang Ketiga Omicron Bermula  
Sejak India menerima pukulan telak gelombang kedua Covid-19 yang melanda negara itu, dan menyebabkan lonjakan kasus baru serta korban meninggal dunia, sistem kesehatan dunia bereaksi serius.

Kini seperti dilansir The Guardian, Minggu (9/5/2021), Afrika Selatan mengumumkan temuan pertama kasus Covid-19 dari varian virus corona Omicron-B.1.617.2, yang asal muasal pertamanya terdeteksi di India. Selain itu, ditemukan pula 11 kasus yang terkait varian virus corona B.1.1.7, pertama kali terdeteksi di Inggris.

Varian itu hadir justru ketika dunia belum lagi pulih dari varian lama yang masih membayang-bayangi kita. Sebagai catatan kewaspadaan kita, angka kasus Covid-19 di dunia, berdasarkan data Worldometers, Kamis (7/10/2021) pagi, berjumlah 236.991.904 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 4.838.344 orang meninggal dunia, dan 214.114.911 orang dinyatakan sembuh. Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 18.078.924, dengan rincian 17.993.483 pasien dalam kondisi ringan dan 85.441 dalam kondisi serius.

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak: Amerika Serikat: 44.771.445 kasus, 724.589 orang meninggal, total sembuh 34.257.747 India: 33.870.385 kasus, 449.568 orang meninggal, total sembuh 33.168.055 Brasil: 21.499.074 kasus, 598.829 orang meninggal, total sembuh 20.462.345 Inggris: 7.967.985 kasus, 137.152 orang meninggal, total sembuh 6.491.069 Rusia: 7.637.427 kasus, 211.696 orang meninggal, total sembuh 6.759.059.

Lantas apakah Indonesia aman dari gelombang corona ketiga-Omicron?. Bagaimana dengan kondisi Indonesia saat ini, terutama ketika banyak daerah justru menganggap pandemi telah landai, dikaitkan dengan program vaksinasi yang massif dan intensif. Bahkan vaksin seperti dijadikan alasan kita mengurangi kebiasaan kita menjaga prokes yang semakin kendor. Padahal kondisi tersebut menjadi sebuah ancaman tersendiri dalam upaya kita menurunkan kasus corona di negeri kita.

Realitasnya, kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Hingga Selasa (5/10/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah 1.404 dari 176.723 orang yang diperiksa dalam 24 jam terakhir. Sehingga jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 4.221.610 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan sebanyak 2.558 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 4.049.449 orang. Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 77 orang, sehingga totalnya kini menjadi 142.338. (kompas.com)

Apa itu Omicron- B.1.1.529

Secara resmi, World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. Sejak ditemukan kasusnya dalam jumlah besar di Benua Afrika, varian terbaru virus corona, Omicron menjadi pembicaraan yang intens. Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus. 

Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya. Badan dunia itu meminta agar negara-negara meningkatkan upaya pengawasan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar.

Mengapa varian ini bernama Omicron?, tidak lain untuk memudahkan awam mengenal "musuh varian corona" baru. Sedangkan embel-embel seperti SARS-CoV-2 yang terdiri dari huruf abjad dan angka yang sangat rigid dan teknis menjadi catatan bagi dunia medis untuk mendeteksi dan mengidentifikasi, jenis variannya. WHO menggunakan huruf alfabet Yunani untuk menggambarkan varian virus corona. Mulai dari Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron.

Jika sebelumnya di masa pandemi, varian baru virus SARS-CoV-2 diberi nama ilmiah dengan kombinasi huruf dan angka yang kompleks yang merujuk pada lokasi ditemukannya varian virus tersebut. WHO pada Mei 2021 mengumumkan sistem penamaan sederhana untuk varian virus corona baru. 

Setiap varian virus corona baru akan diberi nama secara berurutan dalam alfabet Yunani. Dan nama baru yang disematkan pada varian virus corona ini diambil dari alfabet Yunani, Omicron. Omicron artinya adalah huruf ke-15 dari alfabet Yunani.

Dengan demikian, salah satu varian pertama dengan mutasi signifikan yang diurutkan di Inggris, yaitu B.1.1.7, diberi nama Alpha. Serta varian yang berpotensi mengancam yang muncul di Afrika Selatan pada tahun 2020 yang disebut Beta. Mengikuti metode itu, WHO pada Jumat, 26 November 2021 menamai varian baru B.1.1529, Omicron.

Selain Omicron, WHO telah mendaftarkan lima "variant of concern" lainnya. Di antaranya adalah Gamma yang berasal dari Brazil, Lambda yang ditemukan di Peru, dan Delta yang berasal dari India. Ada varian lain yang termasuk dalam kategori variant of interest yang juga dinamai menurut alfabet Yunani, yaitu Mu, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Epsilon.

Meskipun sesungguhnya sebagian orang  awam juga merasa bingung dengan penggunaan istilah seperti Alpha, Beta, karena tidak semua orang memahami kumpulan istilah fisika itu. Mungkin dengan sebutan misalnya, SARS-CoV-2, atau SARS-CoV-3 dan seterusnya, awam lebih bisa mendeteksi apa varian virus yang menyerang terakhir sejak awal ditemukan di Wuhan pada 2019 silam, berdasarkan penomoran terakhir.

Bahkan jika kita mau merujuk pada riwayat  covid-19 saja sebenarnya Omicron-B.1.1.529 adalah varian ke-8. Sejak ditemukan pada tahun 1960-an coronavirus telah berkembang pesat. HCoV-229E (alpha coronavirus) adalah generasi awal (1960-an), HCoV-NL63 (alpha coronavirus -2004), HCoV-OC43 (beta coronavirus-1967), HCoV-HKU1 (beta coronavirus-2005), SARS-CoV (beta coronavirus Severe Acute Respitory Syndrome-2003), MERS-CoV (beta coronavirus Middle East Respiratory Syndrome-2012) dan 2019-nCoV/SAR-CoV-2 (novel coronavirus). (kompas.id)

Warning Buat Para Traveller
Jika anda suka bepergian harus waspada, terutama soal prokes dan tata aturan tentang penangan covid-19 yang diberlakukan. Salah satunya, mengapa karantina super ketat, sepulang dari bepergian ke luar negeri. Bahkan artis yang mbalelo, dan melawan dikarantina 10 hari saja, berkemungkinan justru akan "dikarantina" lebih lama di prodeo. 

Sederhananya, karena kita berpatokan  pada adagium, "ketika kita menjaga diri selama pandemi, sebenarnya kita juga menjaga orang lain". Jadi karantina sebenarnya tidak hanya karena kepentingan kesehatan kita sebagai pribadi, tapi juga kesehatan orang lain, bahkan negara. Bayangkan jika kita membawa bibit corona omicron, dan tanpa sadar menularkannya kepada banyak orang dari keluarga, teman, bahkan hingga para fans, dalam kasus selebriti yang bandel dan viral di media itu.

Saat ini laporan temuan kasus Covid-19 varian Omicron ada di 24 negara. Penting diketahui dan untuk berjaga-jaga lebih serius, jika kamu sering atau justru sedang berkesempatan bepergian  ke luar negeri., mewaspadai 24 negara yang sudah melaporkan kasus Covid-19 varian Omicron, seperti dilansir kantor berita  CNN: 1. Australia: 7 kasus; 2. Austria: 1 kasus; 3. Belgia: 1 kasus; 4. Botswana: 19 kasus; 5. Brasil: 2 kasus; 6. Kanada: 6 kasus; 7. Republik Ceko: 1 kasus; 8. Denmark: 4 kasus; 9. Prancis: 1 kasus (di Pulau Reunion); 10. Jerman: 9 kasus; 11. Hong Kong: 4 ; kasus; 12. Israel: 4 kasus; 13. Italia: 9 kasus; 14. Jepang: 2 kasus; 15. Belanda: 16 kasus; 16. Nigeria: 3 kasus; 17. Norwegia: 2 kasus; 18. Portugal: 13 kasus; 19. Arab Saudi: 1 kasus; 20. Afrika Selatan: 77 kasus; 21. Spanyol: 2 kasus; 22. Swedia: 3 kasus; 23. Inggris Raya: 22 kasus; 24. Amerika Serikat: 1 kasus.

Kasus terbaru, Amerika Serikat melaporkan adanya temuan varian Omicron yang terdeteksi di kawasan California. Pasien tersebut melakukan perjalanan dari Afrika Selatan pada 22 November 2021. Lalu, ia dinyatakan positif Covid-19 pada 29 November 2021. Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular mengatakan pasien yang terjangkit itu ternyata pasien yang tidak memiliki riwayat suntikan booster.

Kasus itu membuat Pejabat kesehatan di Amrik, mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi terhadap Covid-19, atau mendapatkan booster jika mereka memenuhi syarat secara kesehatan. Dan Langkah-langkah lain seperti masker, cuci tangan, jarak fisik dan ventilasi tetap menjadi langkah wajib dan efektif diterapkan untuk melawan varian Omicron.

Jangan kendor; Ingat covid, ingat Omicron.

Meskipun dalam urusan vaksinasi, Indonesia terbilang negara yang berhasil dalam pelaksanaan pemulihan covid-19. Posisi Indonesia lebih baik diantara negara-negara yang tergabung dalam  WHO SEARO atau World Health Organization South-East Asia Regional Office (WHO SEARO), yaitu Bangladesh, Bhutan, The Democratic People Republic of Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste dan Indonesia. World Health Organization (WHO) bahkan memuji capaian program vaksinasi nasional yang sangat masif tersebut.

Dalam pertemuan G20, Menkes menyampaikan bahwa Indonesia telah menyuntikkan 108 juta dosis vaksin kepada 69 juta orang. Untuk ketersediaan vaksin, saat ini Indonesia telah mendapat pasokan 11,7 juta vaksin tambahan untuk vaksinasi tahap ke-2.

Menurut Kementerian Kesehatan, pemerintah tahun ini menargetkan pengamanan 340,5 juta dosis vaksin dari lima merek, yakni Sinovac (125,5 juta), AstraZeneca (59 juta), Covax (54 juta), Novavax (52 juta), dan Pfizer (50 juta). Hingga kuartal I-2022, diharapkan ada tambahan 86,3 juta dosis vaksin dari kelima produsen tersebut. Total jumlah vaksin sebagai pengaman diharapkan akan terkumpul 426,8 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 260 juta penduduk Indonesia.

Justru keberhasilan itu menjadi salah satu bagian dari penguatan kelompok atau Herd Immunity, di setiap jenis klaster-klaster yang berpeluang menjadi ruang penyebaran covid-19, termasuk jenis baru Omicron. Terutama ruang publik seperti sekolah, kantor, pusat keramaian-pasar-mall, lokus wisata dan ruang berkumpulnya aktifitas manusia lainnya. Vaksin menjadi salah satu kunci agar kita tidak berpeluang di hantam gelombang ketiga Omicron. Penerapan prokes tidak boleh kendor, bahkan penggunaan masker dalams etiap aktifitas harian kita.

Setidaknya, beberapa fakta berkaitan dengan kemunculan wabah ini menjadi pertanda bahwa bumi telah mengalami perubahan yang dramatis dan kehidupan manusiapun telah mengalami nasib yang sama. Jangan kendor, tetap waspada, Ingat covid, ingat Omicron, jadi seperti iklan obat ya. Jangan lupa ingat pesan ibu, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, hindari kerumunan, dan vaksin.

Bumi hanya satu, kehidupan hanya sekali, maka semua harus dijaga demi kemaslahatan. Tanpa ikhtiar itu, apa kontribusi kita bagi sesama, bagi keluarga, dan bagi lingkungan kita. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi yang lainnya?.

Dalam konteks pemikiran Jared, maka perubahan dapat dibangun sekaligus dalam sinkronisasi yang harmonis. Membangun diri sendiri, membangun pemikiran dan kontribusi positif bagi lingkungan dalam formasi yang sama. Hubungan kita dan Tuhan akan menjadi lebih baik, kemampuan kita bertahan dari covid-19 juga semakin baik, dan perubahan pola hidup (life style) yang diajarkan dari pandemik covid-19 mengaajrkan kita, bekal bertahan dari benturan lingkungan yang berubah.

Bukankah tidak ada yang sia-sia dari setiap penciptaan yang Allah berikan kepada kita, bahkan sekedar dalam penciptaan mahluk berukuran milimikron covid-19 yang tak kasat mata sekalipun, yang makin membuat kita bersih, lebih peduli sesama, lebih sabar dan justru makin menguatkan keyakinan dan rasa syukur kita pada keberadaan Tuhan dengan segala ciptaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun