Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Porc of Mecca dan Eksotisnya Pulau Syurga Para Snorkel

26 November 2021   19:43 Diperbarui: 8 Desember 2021   15:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.sabangkota.go.id

Jika anda berkunjung ke pulau paling barat Indonesia-Sabang, anda akan menemukan jawabannya. Sabang berjarak kurang lebih 1 jam perjalanan kapal cepat dari daratan ibukot propinsi Aceh. Sabang adalah titik Nol Indonesia, monumennya berdiri dibatas pulau paling luar itu. Setiap wisatawan dari Indonesia maupun mancanegara, biasanya akan berfoto dengan latar belakang monumen tersebut dan kemudian akan mendapatkan sebuah sertifikat khusus sebagai bukti bahwa kita telah sampai di titik nol Indonesia bagian barat tersebut.

Sabang juga menjadi tempat perhelatan Festival Yacth Tingkat dunia, setiap tahunnya. Bahkan meskipun bukan lagi pelabuhan bebas, sabang rutin dikunjungi kapal pesiar besar dari Eropa.

Di pulau Sabang terdapat pulau kecil bernama  Rubiah. Rubiah -konon nama itu berasal dari nama seorang istri  ulama Aceh Teungku di Iboih, Cut Nyak Rubiah. Pulau Rubiah memiliki kisah romantisme yang tak terpisahkan dengan Iboih, sebuah desa di Kota Sabang yang diambil dari nama salah satu dari 44 ulama keramat di Kota Sabang yaitu Teungku di Iboih.  Pulau ini menjadi magnet bagi para wisatawan karena memiliki panorama bawah laut yang sangat indah. Bahkan merupakan salah satu titik snorkeling terbaik di Aceh.

Hingga saat ini di pulau tersebut, masih terdapat sisa-sisa bangunan karantina haji Indonesia tempo doeloe. Tempat itu juga konon bukan hanya tempat singgah ketika orang Indonesia akan berangkat ke tanah suci untuk berhaji, bahkan ketika pulangpun mereka akan singgah di Sabang untuk sekedar beristirahat, atau mengisi kapal dengan air bersih, disamping menjual  cadangan rempah-rempah dan menukarnya dengan kebutuhan lain sebagai bekal perjalanan pulang.

Sehingga seluruh orang Indonesia yang akan berhaji ke Mekkah, akan singgah sebentar di Aceh. Itulah mengapa Aceh kemudian dikenal sebagai Tanah Serambi Mekkah. Seiring waktu dengan berubahnya moda transportasi yang semakin praktis dengan penerbangan, memangkas jarak dan waktu, gedung karantina haji di Sabang itu makin ditinggalkan, menjadi sekedar sebuah nostalgia saja. Sebagian bangunan itu kini telah runtuh dan meninggalkan beberapa monumen pengingat sejarah.

Sehingga nama Tanah Serambi Mekkah, tidak saja identik tentang tradisi dan ke-Islamannya yang kuat, namun juga latar belakang sejarahnya yang unik tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun