1- Kalau kita kaji sejarah negeri ini, bahwa yang berperan penting dalam membentuk karakter sistem pendidikan di negeri ini adalah kaum kolonial belanda.
2- Kolonial Belanda dalam menjajah suatu negeri termasuk negeri ini, tidak hanya membawa misi kekuasaan. Yang akhirnya negeri kita dijajah kemerdekaan dan kekayaannya. Tapi jauh lebih dari itu semua, negeri kita juga dijajah secara ideologinya. Termasuk salah satu ideologi yang dibawa oleh mereka adalah faham skulerisme.
3- Bermula dari faham skuler ini, perlahan faham ini merambah dan menguasai sistem pendidikan di negeri ini.
Sehingga munculah yang namanya Madrasah Islam/Diniyyah/Pesantren dan Pendidikan Formal seperti SR/SD.
4- Dengan demikian misi mereka untuk menjajah ideologi negeri ini sukses. Dan mampu menguasai lini pendidikan. Sehingga terbukti dengan pemisahan samacam itu, munculah generasi dan kelompok yang berbeda dalam penerapan orientasi didiknya. Yang MI orientasi dan porsinya cenderung fokus pada agama, dan yang SR/SD berorientasi pada disiplin wawasan yang bersifat formal/umum.
5- Dengan terbentuknya sistem skuler pada lini pendidikan semacam ini, sejatinya yg dirugikan adalah rakyat indonesia sendiri. Karena sistem pendidikan semacam ini banyak menelurkan generasi2 yang ahli dalam bidang agama, namun miskin akan keterampilan umum. Sehingga generasi seperti ini sulit untuk beradaptasi dan survive di tengah2 masyarakat. Terlebih untuk memperjuangkan agamanya. Mereka seperti kehilangan jati diri, spirit bersaing, kreativitas dan kemampuan untuk bertahan hidup.
Begitupun sebaliknya, yang bertumpuk gelar dengan gelar2 pendidikan formal, jiwa mereka tandus akan pengetahuan dan nilai2 keagamaan. Sehingga tak ayal lagi saat generasi seperti ini nongkrong dan mendapatkan amanah rakyat, mereka jauh dari nilai kejujuran, pengendalian diri untuk bercermin dengan cermin agama, kontrol diri untuk tidak mengambil hak orang lain dan seterusnya.
Ini adalah produk dari Sistem Pendidikan Skuler.
--------------
Ada baiknya dalam memahami dan menanggapi suatu masalah itu difahami dan dicermati secara komprehensif dan utuh.
Kita tinjau terlebih dahulu dari berbagai aspek, sehingga kita dapat menemukan akar masalahnya dan tidak bersikap fanatik terhadap kelompok tertentu.