Mohon tunggu...
abah
abah Mohon Tunggu... Peternak - nomaden writer

“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” -Albert Einstein

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Maidah 51: Bukan Sebuah Tiket Gratis

7 Januari 2017   16:45 Diperbarui: 7 Januari 2017   17:24 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

In the other words, everybody was muzakki. The ability to pay zakat appears when productivity rises. This paradigm is in line with Sen’s thoughts regarding the meaning of poverty. When individuals become productive and have access to basic rights, the ability and willingness to pay zakat will emerge, as well as solidarity and social cohesiveness.

Not vice versa, as assumed; when poverty increases, then zakat is a solution. How can it be the solution if the amount of zakat is not proportional to the number of poor? Thus, zakat cannot stand alone in alleviating poverty.

pada masa kekhilafahan umar bin khatab ra, zakat memang berperan besar memakmurkan negara. itu karena masyarakatnya mayoritas produktif, sehingga lebih banyak muzakki (pemberi zakat) daripada mustahiq (penerima zakat). pada masa itu kewajiban berzakat dan anjuran untuk bersedekah mampu memotivasi orang untuk berkegiatan secara produktif yang pada akhirnya masyarakat menjadi sejahtera sehingga semuanya merupakan pemberi zakat.

karena kalau zakat saja yangh menjadi solusi kemiskinan, kalau penerima zakat jauh lebih banyak daripada pemberi zakat maka secara logika zakat yang terkumpul sangatlah tidak akan mencukupi.

menurut Allah swt:

“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid: 20)

“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am: 32)

dan terakhir ada hadits:

Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing

dan dalam riwayat yang lain :

Rasulullah- Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya “wahai rasulullah siapa yang asing itu (al-Ghuraba)?” Rasulullah- Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia yang berbuat kerusakan”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun