Mohon tunggu...
Widha Widyarsih
Widha Widyarsih Mohon Tunggu... -

kejujuran menempati bab pertama di buku kebajikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Terakhir

11 April 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku tarik nafasku dalam-dalam untuk menenangkan diriku sendiri.Dua jam lebih menunggu disini sepertinya cukup untuk menjadi alasan aku untuk marah,jengkel dengan semuanya.Menunggu itu memang menyebalkan.Are(Farenna),Vika,Tama(Hestama) dan Ridwan keempat sobatku yamg sedang ku tunggu memang sangat menyebalkan,tak bisakah mereka tepat waktu.Trus kenapa lagi mereka tadi tak mengajakku,kenapa mereka tak mau menungguku sebentar sampai aku selesai piket.Mungkin sekarang aku tak akan menunggu mereka di sini seorang diri.

Huft !Senja mulai bergelantung di depan kedua pelupuk mataku,udara sore mulai ku rasakan berhembus menerpaku .Ku gosok-gosokan punggung tangan ke kedua mataku,perih ku merasakannya,itu karena debu sialan yang di terpa angin dan masuk ke dalam mataku.Sementara itu,telingaku dipenuhi oleh suara celotehan riang para makhluk-makhluk kecil itu,mereka tengah berlari-lari dan bermain dengan riang gembira.Itu karena,kalo sore seperti ini taman pasti di penuhi oleh anak-anak yang tengah bermain-main,ibu-ibu yang tengah bergosip ria sambil mengawasi anak-anaknya yang sedang bermain.

Sementara itu,ingatanku kini tengah berkelana ke masa lalu,yaitu ketika aku masih kanak-kanak.Aku juga sering bermain disini,bareng sama Are,Vika,Tama,dan Ridwan.Karena memang kami bersahabat dari kecil,jadi aku tau sifat dan watak dari keempatnya.Are yang manja,mungkin karena dia yang paling muda diantara kami.Vika yang cantik dan keras kepala.Tama yang gokil tapi rese abies.Ridwan yang keren dan slalu jadi penengah diantara kami.Dan aku sendiri yang kata mereka cerewetnya minta ampun.Kami bersama-sama menjalin sebuah persahabatan,berusaha saling memahami semua kekurangan dan kelebihan masing-masing agar kami dapat sejalan.Aku pernah membaca sebuah bacaan yang di antaranya ada kata-kata ini” Persahabatan yang tiada berdasar kepada tulus ikhlas hati yang sebenar-benarnya,tiadalah mungkin persahabatan yang sejati,dan tiadalah mungkin berkekalan”.Karena kami ikhlas menjalani persahabatan kami,jadi sampai sekarang kami belum pernah punya konflik.

Lamunan indahku tentang masa laluku itu seketika hancur ketika tiba-tiba sebuah bola basket membentur kepalaku dengan sangat keras.Kuambil bola basket itu dan ingin tau siapa pelakunya.Sementara di depan kedua mataku,4 orang sahabatku tengah menghampiriku sambil tertawa cekikikan,pasti ini kerjaan salah satu dari mereka.Awas ya,walau tak bertanya terlebih dahulu pun aku sudah tau pasti siapa pelakunya,siapa lagi kalo bukan si rese Hestama saputra alias Tama.

“Hestama Saputra“!Teriakku dengan keras sehingga orang-orang yang ada di taman seketika itu pula melihat kearahku.

Sabar,Nay !Seru Tama,tanpa ada sedikitpun raut rasa bersalah di wajahnya.Mereka berempatpun lalu duduk di sampingku,di salah satu bangku panjang yang ada di taman ini.

Sabar-sabar!Tega amat sih kamu sama aku ,Tam.Sakit tau itu kan bola basket bukan bola bekel.Lagian apa-apaan sih,datang-datang langsung nimpuk aku pake bola basket.Dari mana juga kamu dapat bola basket baru itu.Seruku panjang kali lebar yang akhirnya luas.

Tenang,Nay!Tahan dulu emosinya,kita duduk di bawah aja yuk.Enakan juga duduk di atas rumput sambil melingkar,kan jadinya ngobrolnya enak.Cerocos Tama,dan emang sih kamipun menuruti keinginannya lalu duduk melingkar di atas rumput.Ku rasakan hembusan angin sore kembali menerpaku.

Nah,kalo ginikan ngobrolnya enak.Sorry Nay abiesnya dari jauh aku liat tadi kamu lagi ngelamun,bengong sendiri kayak apaan.Ya udah aku iseng nimpuk kamu pake bola basket,lagian sebagai percobaan bola baru beli ini bagus apa enggak!Serunya sambil tertawa,ku liat juga ketiga sobatku juga ikut tertawa,tega banget sih Tama jadiin aku bahan percobaannya.Tapi yang lebih nyebelinnya lagi kalo udah ngeliat kedekatan Ridwan sama Vika,panaslah sudah hatiku melihat mereka.Kenapa sih mereka harus jadian,aku kan suka banget sama Ridwan.Pribadi Ridwan yang dewasa,baik ,berwibawa dan slalu menjadi penengah diantara kami,membuat aku kagum sama dia.Tapi salahku juga sih,kenapa gak jujur sama perasaanku sendiri.Kalo udah gini keadaannya,aku hanya bisa menerima dengan hati lapang,apapun yang akan terjadi selanjutnya dengan hatiku.

Seseorang menepuk pundakku dengan keras,dan sangat ku yakini itu Tama.Ku lirik dia dengan tatapan garang,ada apa sih dengan Tama hari ini ?Di sekolah tadi, seharian dia sudah menggangguku,sekarang baru ketemu udah mulai lagi.Tak bisakah dia sehari saja tak mengganggu hidupku.Kenapa dari kecil hingga sekarang kami sudah besar,selalu aku yang jadi sasaran kejailannya.”Tama ku mohon jangan terus menggangguku,aku sedang tidak ingin bercanda!ucapku kesal,hatiku sudah terlanjur kacau.Ntah kenapa juga aku merasa hari ini perasaanku begitu tidak enak,apa yang akan terjadi hari ini tuhan?kenapa awan kelabu seraya terus saja bergelantung di kedua pelupuk mataku.

Sabar say,makanya jangan ngelamun mulu!

Sudah-sudah,kalian ini kalo udah ketemu pasti aja berantem.Kapan sih kalian akan dewasanya.Ucap Ridwan dengan intonansinya yang penuh wibawa.Ya ampun, sadar Naya dia itu udah jadi cowok sobat kamu sendiri.Huft,emang sangat menyedihkan.

Sebuah suara mungil khas dari Are membuatku konsentarasi kembali”Nay,nie buat kamu”.ucap Are kemudian menyodorkan sebuah novel ke tanganku,aku menerimanya tapi dengan raut muka bingung dan penuh Tanya.”Aku tau kamu suka baca,Nay.Ya udah aku kasih kamu buku,yang lainnya juga dapet.Tama aku kasih bola basket karena aku tau dia seneng banget main basket.Ridwan aku kasih jaket karena kemana pun dia pergi pasti pake jaket.Vika aku kasih boneka karena aku tau dia suka banget sama boneka

Aku menengadah menatap langit,senja mulai di penuhi awan hitam,langit mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan pikirku.Tapi yang masih menjadi tanda Tanya di benakku,kenapa Are membelikan kami semua hadiah.Ketika tadi aku bertanya dia hanya menjawab,ini semua hanya sebagai kenang-kenangan dariku saja.Tapi apa maksudnya dengan hanya sebagai kenang-kenangan.Apakah dia akan pergi?tapi kalo pergi,pergi kemana dia?Are pasti akan memberitahu kami,tapi dia hanya memberikan tanda tanya besar di benakku.

Sekarang pandanganku beralih ke lapang basket yang ada di sebelah kanan taman ini.Ku liat sosok Tama dan Ridwan tengah asyik bermain basket sambil bercanda dan tertawa dengan riangnya,layaknya seorang anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru,hadiah dari orang tuanya karena telah dapat juara kelas.Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah konyol mereka.

Are yang tengah duduk di sebelahku juga ikut tertawa melihat mereka yang bermain tapi malah bertingkah layaknya kanak-kanak.Sedangkan Vika,dia sedang mencari air mineral untuk kami minum.

Nay,Ucap Are.Seseorang yang manja yang slalu mengeluh kepalanya sakit terus.Sampai-sampai sakit kepalanya itu sering membuat Are tak masuk sekolah.

Yuppz apa,re?tanyaku

Bisakah aku meminta sesuatu padamu?Tanyanya penuh makna sambil memandang kedua mataku dengan tatapan yang aneh.

Tentu saja aku bisa,re!Memangnya apa sih yang kamu inginkan?

Makasih ya,kamu memang sahabatku yang sangat baik.Are lalu memelukku dengan sangat erat,sampai-sampai aku susah untuk bernafas.Ada apa sih dengan Are,tak biasanya dia begini.

Aku pengen cerita sesuatu sama kamu!Sebenernya aku sakit,nay!Ucapnya lirih hampir tak terdengar olehku.Dan aku tertegun kaget mendengar ucapannya barusan,apa maksudnya.

Are pun kembali melanjutkan kata-katanya,”Kamu tau,Nay.Ternyata memang benar selama ini aku memang sakit.Ku kira sakitku itu biasa,tapi ternyata satu tahun yang lalu kira-kira.Aku mendapati diriku sendiri ternyata menderita penyakit yang sangat serius.Ku liat Are berbicara sambil terus menyeka air matanya yang terus mengalir.Tanpa ku sadari akupun menangis,jujur saja aku tak percaya dengan semua yang Are katakan.Are yang slalu manja kepada kami semua,Are yang periang,Are yang slalu tersenyum ramah dengan lesung pipi khasnya.Ternyata menderita sebuah penyakit yang dia sendiripun tak tau akan bagaimana nantinya.

Ku mohon,nay.Jangan beritahu Vika,Tama dan Ridwan.Aku tak mau mereka sedih dan menjadi kasihan karena aku sakit.Aku ingin mereka memperlakukanku seperti biasa.Itu pulalah alasannya satu tahun ini aku merahasiakan penyakitku ini pada kalian,aku tak ingin di perlakukan seperti orang sakit,ya walaupun benar aku memang sakit tapi setidaknya dengan memperlakukanku seperti orang yang biasa,setidaknya aku merasa bahwa aku tidak sakit.

Jujur aku tak tau harus apa,semua yang ku dengar benar-benar tak ku mengerti.Sebenernya seberapa parah sih penyakit Are,sehingga kelihatannya sekarang dia begitu pasrah dan menerima semuanya dengan hati terbuka.Aku hanya bisa tertunduk dan menyeka air mataku,aku tak sanggup menerima akhir dari kenyataan ini.

Inilah yang aku tidak suka kalau aku jujur tentang hal ini pada kalian!Ujarnya.Aku tak ingin membuat kalian menitikan air mata hanya karena aku!Itu membuatku sakit,tapi sudahlah ku mohon jangan bicarakan hal ini lagi.Kalo boleh aku mengganti topik dan aku boleh jujur sama kamu,nay!Aku sebenernya slalu iri sama kamu,nay!ujarnya.

Apa yang di irikan dari aku,re.Aku tak punya sesuatu yang bisa membuat orang lain iri padaku!ucapku

Mungkin orang lain iya tapi aku tidak,nay.kamu sehat aku sakit,itu yang pertama.Tapi yang lebih membuatku iri sepanjang waktu ini dari kita kecil hingga kini kita tlah besar ialah perhatian Tama padamu.

Aku tercekat,kaget dengan ucapan Are.”Apa kamu suka Tama,re?”Tanyaku

Ya,dari dulu sampai sekarang.Tapi kayaknya cintaku itu tak akan pernah ke sampaian,soalnya aku tau kalo Tama itu suka banget sama kamu,nay!Setiap kali melihat kedekatan kalian,bagaimana cara Tama perhatian sama kamu,bagaimana kalo Tama mandang kamu,aku tau nay sebenernya Tama itu suka sama kamu.

Aku benar-benar tak mengerti,aku sendiripun tak sadar kalo Tama suka sama aku.Kenapa malah Are yang menyadari semuanya,kenapa aku begitu buta.Bukankah iya memang jelas semua perhatian Tama padaku,memang sih aku akuin Tama itu rese abies,tapi dia baik banget slalu bisa ngertiin aku,slalu mau denger keluh kesahku.Ya ampun begonya aku,tak mau membuka kedua mataku.Jelas-jelas di depan kedua mataku sendiri ada seseorang yang ternyata sangat menyukaiku,tapi aku malah memendam rasa buat orang lain.

Nay,aku mohon ya.Kalo misalnya suatu saat nanti Tama menyatakan persaannya,ku mohon terima dia ya!Aku pasti akan seneng banget kalo ngeliat orang yang aku sayangi dapat menggapai cintanya.

Perkataan Are terhenti karena Tama,Ridwan dan Vika kembali,lalu duduk bersama kami lagi.Vika menyodorkan air mineral kepada kami untuk di minum.Ku teguk satu teguk hanya untuk menghilangkan rasa haus.Tetesan air hujan mulai menapaki bumi,Tama mengusulkan untuk pulang tapi Are memohon untuk tetap tinggal dan ingin medengar kami menyanyikan sebuah lagu untuknya.Aku membelanya dan mengatakan iya karena ku tau kesempatan kami berkumpul seperti ini mungkin tak akan pernah lagi.

Are duduk di sebelahku,sementara itu Ridwan memainkan gitar kesayanganya dengan sempurna.Vika hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya,dan Tama dengan kegokilannya seperti biasa malah membuat lelucon-lelucon dan menari-nari dengan riang gembira.Aku,Are dan Vika pun ikut bangkit dan ikut menari di tengah deraian hujan senja ini.

Hingga sebuah lagu sendu kesukaan Are,di mainkan Ridwan.Kami duduk di tengah deraian hujan yang semakin besar dan telah membuat kami basah kuyup,ku lirik Are dan melihat wajahnya tampak sangat pucat.Kami semua terlarut dalam alunan musik ini,dan di tengah-tengah lagu.Are dengan suara mungil khasnya,berbicara suatu kenyataan kepada kami berempat.

Aku mau jujur sama kalian,tapi ku mohon sebelum aku selesai berbicara tolong jangan ada yang menyela perkataanku,biarkan aku menyampaikan semuanya dulu.

Kalian tau aku sangat sayang banget sama kalian,maaf kalau sebelumnya aku gak jujur sama kalian,tapi ku piker inilah yang terbaik.Nay,Tam,Vik,Rid,sebenarnya aku sakit.Kalian tau kenapa aku sering mengeluh kepalaku sakit,itu karena ternyata aku menderita kanker dari setahun yang lalu.Maaf kalo aku baru jujur sekarang,itu karena sekarang aku sudah tak sanggup menahan rasa sakit ini.Setiap waktu,penyakit ini dapat merenggut nyawaku kapan saja,dua hari yang lalu dokter memfonis hidupku tinggal menghitung hari.Aku berusaha untuk tak percaya pada kenyataan itu,tapi mungkin dokter benar karena sekarang aku merasakan kepalaku semakin menjadi-jadi,aku menahannya di hadapan kalian.Aku tak ingin kalian merasa iba melihat aku kesakitan.

Sebelum akhirnya aku benar-benar pergi untuk selamanya,aku ingin dulu membuat satu kenangan indah untuk kalian,aku sayang kalian !Ucapnya,aku menitikan air mataku tak dapat menerima semua ini dengan sepenuhnya.Ku lihat juga teman-temanku yang lain ikut menitikan air mata dan tertunduk lemas.Deraian hujan yang semakin besar tak membuat kami goyah,malah kami semakin diam,saling tertunduk dan tak tau dengan apa yang kami lakuakan.

Hingga satu jeritan kesakitan yang memekakan telinga kami dan membuat kami kembali tegak mengagetkan kami.Are tergeletak dan berguling-guling di rumput sambil memegang kepalanya.Kami semua panic dan berinisiatif untuk membawa Are ke rumah sakit.Tapi Are memaksakan untuk duduk dan menahan rasa sakitnya di depan kami,dan menyuruh kami agar tetap disini.

“Are mohon sama kalian,untuk permohonan Are yang terakhir.Are ingin tetap di sini sama kalian,Are ingin mendengar lagu favorite Are di nyanyikan sama kalian.”

Are kemudian bersandar padaku,dan Ridwan kembali memainkan gitarnya lalu kami bernyanyi bersama sebuah lagu sendu favorite Are.Tiba-tiba,tubuh mungil Are tergeletak lemah ke pangkuanku,wajahnya sangat pucat apalagi di lihat dalam rintik hujan ini!

Ya tuhan apa yang telah terjadi,aku tertegun dan seketika jiwaku terhempas.Kami semua terdiam tak mampu menerima semua ini.Kami tak dapat menerima semuanya kalo ternyata Are telah pergi untuk selamanya.Di tengah derail hujan senja ini dan di tengah alunan musik kesukaan Are,dia pergi untuk selamanya.Selamat tinggal sahabatku tersayang,doa kami akan selalu menyertaimu walau sampai kapanpun.Aku juga akan menepati janji terakhirku padamu Re.Are selamat jalan,kami yakin kamu lebih bahagia di tempatmu sekarang.Kami sayang kamu,re!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun