Mohon tunggu...
Widha Widyarsih
Widha Widyarsih Mohon Tunggu... -

kejujuran menempati bab pertama di buku kebajikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradoks

11 April 2012   01:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku cinta negeriku, negeri sejuta impian, negeri sejuta dongeng, negeri sejuta harapan.

Negeriku sangat mempesona kawan, negeriku amat kaya hingga kami selalu berkecukupan dan bergelimang. Sumber daya alam kami melimpah, hingga kami terlalu bingung untuk mengolahnya, dan akhirnya kami percayakan kekayaan alam kami untuk "mereka" olah. Kami tak sombong kami lebih suka mengimpor dari negeri orang.

Hidup kami sejahtera kawan, para koruptor bertebaran dimana-mana tanpa diadili dengan tuntas. Tapi kami, tetap bisa hidup tanpa belas kasihan mereka. Hidup kami juga rukun kawan, real estate dapat bersebelahan dengan rumah kardus. Kami jalin simbiosis mutualisme, tanpa jijik kami memunguti sampah-sampah mereka hanya untuk menyambung hidup di kerasnya kota metropolitan.

Negeri kami juga negeri modern, kawan.Sawah-sawah dan lahan hijau kami ubah menjadi gedung-gedung pencakar langit dan perumahan mewah. Kami tak butuh lagi sawah, kawan. Sekali lagi kami bilang, kami negeri terlalu kaya yang bisa dengan mudahnya mendatangkan barang dari negeri orang.

Itulah negeri kami, negeri yang selalu dipenuhi intrik. Tapi, aku cinta negeriku. Negeri yang besar dimata orang besar. Kawan, jadilah pembangun negeriku, jangan puas jadi pengikut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun