Belakangan ini semakin banyak orang  ingin dan minat mengikuti sekolah guru, utamanya Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hampir perguruan tinggi yang membuka program PGSD menjadi serbuannya. Dari yang negeri maupun yang swasta  pada saat pendaftaran dan ujian tes masuk uhhhh... antriannya panjang BU... Tidak hanya itu saja, Perguruan Tinggi Universitas Terbuka juga menjadi serbuan mereka. Mereka menyalah gunakan peraturan masuk UT yang seharusnya sudah PNS tapi belum memiliki pendidikan S1 sedangkan mereka baru lulusan SMA mendaftar UT dengan jalan meminta Surat Wiyata Bakti pada suatu sekolah untuk persyaratan masuk UT padahal mereka sendiri tidak wiyata bakti. Lalu apa namanya...????
Sebenarnya apa sih yang ingin mereka capai ?????
O... mungkin peluang menjadi PNS kalee y... denger-denger tahun 2012 terjadi pensiun masal untuk guru Sekolah Dasar. Tapi bukankah yang sekarang diharapkan Bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri????
Selain hal yang diungkap di atas, apa yang mereka pikirkan hanya mereka memperoleh pekerjaan dan gaji dari pemerintah dan mendapat jaminan di hari tua? Apa mereka tidak mempertimbangkan hal-hal seperti: Mampukah saya menjadi guru? Mampukah saya mengajari anak didik saya? Mampukah saya menjadi contoh anak didik saya? Mampukah saya bertanggung jawab dengan baik atas pekerjaan saya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang tak dipertimbangkan dan hanya terlewatkan.
Lalu apa sebenarnya tugas pokok guru????
Boleh tuh kita baca PP 74/2008 Pasal 52.......... Yuuk...
Bekerja tanpa didasari tanggung jawab yang penuh mungkin akan menghasilkan karya yang kurang memuaskan. Contohnya saja guru deh..... realita menunjukan banyak guru yang mengerjakan tugas mereka dengan kurang sepenuh hati, jangan marah y,,,,, Bapak dan Ibu Guru,,,,,
Tapi banyak fakta yang menyatakan hal tersebut. Hal kecil saja kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Jaman memang telah berubah, tapi model pembelajaran yang sekarang dipraktikan masih tetep saja. Guru masih merasa dialah yang paling pitar, dia akting selayaknya selebritis sedangkan muridnya diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan semua perkataannya. Jika ada murid yang ngomong sedikit bisa langsung dimarahi. Lalu sebenarnya yang diajar itu patung apa manusia ce....
Sebenarnya ada solusi untuk membelajarkan anak yang dapat membuat anak belajar secara nyata dan menghasilkan pemahaman yang bermakna. Pembelajaran tersebut adalah "Pembelajaran Terpadu" yaitu Pembelajaran yang bertujuan mengembangkan anak seoptimal mungkin, hendaknyadikemas secara lebih fungsional. Untuk itu strategi yang digunakan untuk upaya tersebut secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan kurikulum dan proses pembelajaran dengan : karakteristik murid sekolah dasar, tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman, dan ketrampilan secara utuh, megadakan refleksi yang dapat membuahkan pengembangan pemahaman melalui proses belajar individual dan kelompok, serta teraktualisasinya beberapa dampak pengiring yang mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa.
Meskipun guru tau hal tersebut, dan banyak seminar-seminar yang mengupayakan terwujudnya pembelajaran terpadu tapi kebanyakan guru lebih mentup mata dan telinga mereka. Mereka hanya menjalankan tugas minimal seorang guru menyampaikan materi kepada siswa tanpa ingin membelajarkan siswa secara maksimal. Jika mereka ditanya, mengapa mereka tidak mencoba berubah kearah yang lebih baik? mereka hanya bisa beralasan. Diibaratka satu pertanyaan ada seribu alasan yang dikemukakan.
Lalu mau dibawa kemana pendidikan kita,,,, ?????
Wahai pahlawan bangsa, bangkitlah.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H