Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Real Steel: Tontonan Menyenangkan di Akhir Tahun

3 November 2011   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:07 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_139920" align="aligncenter" width="300" caption="Poster film "][/caption] Jika tidak muncul film lain yang sebanding atau melampaui dalam dua bulan kedepan, “Real Steel” dipastikan akan menjadi film terbaik tahun 2011 ini. Ya, setidaknya, menurut saya.

Begitu apik cerita, akting, dan efek visual dalam film yang dibintangi Hugh Jackman ini, sehingga dua jam duduk dalam gelap terasa demikian singkat. Semangat, haru, lucu, simpati, dan kegembiraan datang silih berganti.

Menonton “Real Steel” serasa berkendara dengan roller coaster emosi, dalam konteks super menyenangkan!

Saya bukan penggemar tinju. Mengesampingkan fakta bahwa kemampuan fisik, bakat, dan visi dari seorang petinju itu luar biasa mengagumkan, saya merasa cabang olah raga ini kelewatan barbar untuk era modern seperti sekarang.

Dan “Real Steel”, dengan inti cerita seputar robot petinju, tentu saja menjadi berkah tersendiri bagi saya. Olah raga tinju mendadak terlihat penuh gairah dan tak lagi penuh darah, hahaha!

Sesungguhnya saya sangat tergoda untuk menulis banyak hal mengenai film ini. Namun, rasanya akan lebih memuaskan (dalam benak saya, tentunya) jika kamu semua duduk manis di bioskop dan mengalami kesenangan yang saya, dan ribuan orang lainnya, rasakan pada saat menyaksikan film ini, tanpa tahu apa-apa sebelumnya. Sungguh itu akan terasa seperti membuka kado dan mendapatkan kejutan menggembirakan!

Sebagaimana film-film Hollywood lainnya, “Real Steel” juga memberi porsi sangat besar pada konsep “American Dream” dimana si kecil bisa menjadi pemenang. Bahwa David selalu punya kesempatan untuk menang melawan Goliath.

Namun keunggulannya, barangkali, film ini mampu menggambarkan dengan jelas dua syarat utama yang dibutuhkan untuk itu: 1. David pantang menyerah, dan 2. Goliath tunduk pada sistem yang memberi kesempatan penuh pada David.

Indonesia, yang belakangan ini semakin mirip neraka, barangkali bisa segera menjadi lebih baik jika kita semua memetik inspirasi dari “Real Steel”. Inspirasi tentang perjuangan tak kenal lelah dan kesepakatan bersama mengenai kesetaraan hak hidup dan kesempatan berprestasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun