Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2009: The Biggest Wave Ever!

30 April 2011   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Alkohol, performer yang sangat berbakat sekaligus gila, serta energi audiens yang luar biasa liar, menerbangkan saya ke level berikutnya dari sebuah pertunjukan rock. Dalam Got Some, diiringi pukulan drum Irsya yang menggulung laksana gelombang, diantara sayatan gitar Nito yang menyambar bagai petir ditengah badai, dibungkus vokal Hasley menuturkan lirik yang berkejaran seperti air hujan, saya ber-crowd surfing!

Tidak lama, hanya sekitar 5 detik. Selanjutnya saya dicampakkan seperti seonggok sampah ke bibir panggung. Yah, saya sadar sepenuhnya bahwa tangan-tangan rapuh mereka tak akan mampu menahan pesona saya, karena saya memang orang yang berbobot, hahaha!

Setelah sebelumnya Amar Besok Bubar, dengan rambutnya yang luar biasa bernuansa Soundgarden itu, naik panggung dan menghajar audiens dengan Animal, Febie dan Afit dari Bittertone menyumbangkan bakat mereka, kembali bersama Giri, di Black. Dan koor patah hati pun menggemuruh.

Entah kenapa, setiap kali mendengarkan Black dinyanyikan secara massal seperti ini, alih-alih sedih, saya malah jadi semangat. Hidup yang berat, jika dijalani dengan sebuah keikhlasan, memang akan terasa lebih nyaman. Irsya, relakanlah Tamara, kamu sudah punya Ayu.

Kolaborasi Bittertone dan Perfect Ten berlanjut hingga akhirnya Che naik panggung untuk kedua kalinya, menyanyikan Betterman dan Alone.

Sebelumnya, ketika berbincang dengan saya, Che menyampaikan bahwa dirinya memang sangat ingin membawakan Alone malam itu. Niatnya kesampaian. Justru hasrat saya, yang ingin melihat dia kembali berduet dengan Nito membawakan Ocean, pupus ditelan asap rokok yang semakin menyesaki The Rock.

Namun hasrat tak kesampaian itu terbayar lunas menyaksikan penampilan Nito selanjutnya. Dengan slide melekat di kelingking kiri, dia menyayat gitarnya, meniupkan dengung seribu nyamuk pembawa petaka. Red Mosquito!

Kami semua sudah melampaui batas waktu pertunjukan normal, dan mulai lelah serta mabuk berat, ketika Dhia dengan gagah berani menggantikan Dedot, menyanyikan Spin The Black Circle.

Kejutan berlanjut ketika Reza, yang memanjat tiang panggung outdoor di ICE tempo hari, menggantikan Irsya menggebuk drum di nomor Smile (ternyata Deppy yang main drum - saat itu saya duduk jauh di belakang dan melihat Reza naik panggung, jadi berasumsi dialah yang gebuk drum - my bad!). Irsya sendiri, seolah tak ingin kalah mengagetkan, dengan paksa memonopoli mic dan mengirim Hasley serta Dedot ke bangku cadangan.

Saya teringat akan Irul, si pembuat poster tak resmi acara ini, yang mendapat lebih dari 700 komentar, penting maupun tidak. Mungkin dia sedang menitikkan air mata darah, di kamarnya yang temaram, di Lamongan, ketika Irsya meneriakkan chorus dari Smile sembari tertawa lebar... Piss man!

Kegembiraan dan kegilaan malam itu akhirnya ditutup dengan Leaving Here, beberapa saat sebelum jam dua pagi. Tinggallah kami semua terkapar kelelahan. Bersimbah peluh dan kehabisan tenaga, terserak di bangku dan meja yang penuh sampah makanan serta minuman. Kembali ke pantai kenyataan setelah 4 jam penuh menunggangi ombak terbesar tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun