Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2010: 1.000 Bands United - Musik diantara Belukar

1 Mei 2011   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama waktu tampilnya itu, tak satupun hits Soneta yang dimainkan! Sungguh tega!

Bahkan penggemar fanatiknya sekalipun, yang sore itu berwujud ibu-ibu dan abang-abang tukang Aqua, menunjukkan mimik tersiksa dan berdiri mematung, alih-alih joget ceria seperti layaknya dalam pertunjukan dangdut. Mereka dengan lega dan sangat bersemangat pindah ke muka Main Stage 1 yang memang saling bersisian, ketika Ridho Sonet 2 muncul di akhir setlist Soneta.

Jadilah bapak dan anak itu bersahut-sahutan menyanyikan lagu penghabisan, dalam bahasa India pula!

Matahari sudah separuh jalan menuju peraduannya ketika The Hydrant, kumpulan musisi pecicilan dari Bali tampil.

Vokalisnya sungguh membuat audiens terpingkal. Aksi sisir rambut, lari-lari sepanjang jembatan penghubung ke Main Stage 1 yang jaraknya 50-an meter dari Main Stage 2, dilakukan sambil bernyanyi, dan tertawa!

Saya sih tidak kenal lagu-lagunya. Yang saya ingat hanya bait: “Pagi, jalan-jalan... Siang, jalan-jalan... Sore, jalan-jalan...” Tapi saya jelas ingat otot lengannya yg keras seperti onggokan batu karang, tawanya yang lebar, dan aksi sisir rambutnya yang kelewatan kocak, hahaha!

Langit sudah redup dan angin malam mulai bertiup menuju lembah ketika suara magis dari Bali itu berhembus. Empat lelaki berambut gondrong yang tak pernah berhenti membuat rahang saya terjatuh dengan pesona bunyi-bunyiannya. Navicula.

Sebuah nomor instrumental yang membius, yang terdengar keras namun merdu, yang rasanya juga mereka bawakan di perhelatan Djaksphere tempo hari, membuka setlist mereka petang itu. Setlist super singkat yang hanya terdiri dari 4 lagu.

Menghitung Mundur jadi yang pertama. Lagu yang menjadi racun memabukkan ketika pertama kali saya menyaksikan Navicula di Kemang, dua tahun lalu.

Menghadap panggung, di sudut kanan, puluhan anak bau kencur jumpalitan di pagar pembatas, menikmati lagu yang menghantam. Saya tidak pasti apakah mereka kenal Navicula, atau hura-hura saja dengan deru musik yang memang asyik. Terberkatilah jiwa muda mereka yang merdeka!

Dari ratusan audiens yang berkeliaran di depan Main Stage 2 petang itu, saya lihat beberapa mengenakan kaos berbau grunge. Ada Soundgarden, juga Nirvana. Pearl Jam? Cukuplah diwakili kaos Acoustology II yang dikenakan Tiko dan... Dankie!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun