Jika yang Anda katakan itu adalah sebuah kejujuran diri Anda; maka Anda akan menambah satu orang musuh di kehidupan Anda. Jika Anda berkata jujur seperti itu, justru membuat orang tersebut sangat tersinggung hatinya, dan bisa jadi dia sangat marah dan dendam kepada Anda. Nah – pada saat-saat seperti inilah Anda tetap diperkenankan memakai “topeng”, untuk menutupi hal sebenarnya yang mestinya Anda ucapkan. Dengan memakai “topeng”, Anda bisa saja berkata kepada orang itu, “Wah – ternyata benar dugaan saya, Anda orangnya cantik dan ramah sekali. Senang bisa bertemu dengan Anda”. Itulah maksud saya, bahwa Anda masih boleh sekali waktu memakai “topeng” untuk suatu tujuan baik bagi orang lain maupun diri Anda.
Yang penting dalam hal ini, Anda jangan “keterusan mengenakan topeng”, sampai menjadi bagian kepribadian Anda. Bila itu yang Anda lakukan, maka Anda tidak bisa menjadi diri Anda sendiri. Kadang-kadang “topeng” memang dibutuhkan di dalam menjalani kehidupan ini. Ingatlah, hanya kadang-kadang saja, sementara saja Anda memakai “topeng”, jangan seterusnya.
Dalam hal menilai diri sendiri ini, kebanyakan orang cenderung menilai diri sendiri jauh lebih rendah, jauh di bawah kemampuan dirinya yang sebenarnya. Kebanyakan orang cenderung meremehkan potensi diri sendiri. Dengan jalan mau belajar melihat diri sendiri dengan benar, maka jalan Anda sudah terbuka lebar untuk menjadi diri Anda sendiri; setelah itu Anda tidak perlu lagi memakai “topeng” kehidupan.
Cobalah sering memberikan persetujuan dan senyuman kepada diri Anda sendiri, atas semua tindakan yang akan dan sudah Anda lakukan.
Untuk bisa menjadi diri sendiri, Anda harus berani menanyakan kepada diri sendiri dan menjawabnya sendiri, apa yang paling Anda inginkan dalam hidup ini sebenarnya? Apa harapan-harapan Anda? Apa sesungguhnya visi Anda? Bagaimana Anda menindak lanjuti keinginan atau visi Anda tersebut? Bagaimana cara Anda untuk mewujudkan harapan-harapan Anda itu? Beranikah Anda membuat sasaran-sasaran pasti?
Jika Anda menjawab semua pertanyaan kepada diri sendiri itu dengan jawaban-jawaban positif; penuh dengan keyakinan, maka saya ucapkan selamat datang di dalam dunia Anda sendiri. Selamat, Anda telah berani menjadi diri Anda sendiri. Selamat melepaskan “topeng”, yang selama ini Anda kenakan untuk merangkul kehidupan.
Untuk bisa bersikap realistis terhadap diri Anda, dan memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri; Anda harus bisa menerima kegagalan dan kelemahan Anda, kemudian memeriksanya untuk bekal menuju suatu perbaikan dan peningkatan kualitas citra diri Anda sendiri. Dengan mengenal dan mengetahui potensi diri sendiri, baik kekuatan dan kelemahannya, maka itu akan memudahkan Anda untuk mengembangkan semua kekuatan atau kelebihan yang Anda punyai; sehingga hal itu akan menutupi kelemahan atau kekurangan diri Anda, Anda bisa lebih mengembangkan bakat yang dimiliki dan mewujudkan impian Anda.
Anda adalah Anda, tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa persis serupa dengan Anda. Masing-masing dari kita adalah pribadi yang memiliki keunikan tersendiri, ini adalah sebuah anugerah dari Yang Maha Pencipta yang harus kita syukuri. Kalau Anda bisa menjadi diri sendiri dengan segala keunikan diri Anda, dengan segala kekurangan dan kelebihan Anda; maka Anda akan jauh lebih baik daripada seseorang yang terpaksa memakai “topeng” untuk bertahan terhadap tekanan kehidupan modern sekarang ini.
Menjadi diri sendiri bukan berarti membenarkan segala tindakan apapun yang kita lakukan, dan tidak mengindahkan dampaknya bagi orang lain; bukan – bukan itu maksud saya dengan menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri mengandung arti, tetap harus ada keseimbangan dan keharmonisan antara diri Anda dengan alam sekitar Anda; dalam hal ini Anda harus mau bersikap secara adil terhadap diri Anda dan lingkungan sekitar Anda berada.