Dalam banyak percakapan awam, banyak orang membayangkan lahirnya teknologi yang mempertemukan setiap aktivitas orang secara virtual.Â
Teknologi virtual reality saat ini sudah mulai berkembang dan banyak diterapkan. Di masa pandemi misalnya biro jasa wisata sudah banyak menawarkan paket-paket virtual tour travel.Â
Contoh kecil saja, di bidang arkeologi, Puslit Arkenas dan Balai Arkeologi sudah membuat virtual situs atau virtual site, begitu juga dalam pengembangan museum dan pameran arkeologi, saat ini mulai dikemas dalam bentuk virtual.Â
Orang dapat melakukan kunjungan dan melihat seluk beluk situs arkeologi tertentu hanya di dalam kamarnya.Â
Juga saat ini, biro jasa pariwisata sudah banyak menawarkan paket-paket wisata dengan cara virtual tour travel, tanpa harus hadir secara fisik di lokasi wisata, apalgi di masa pandemi, dimana ada aturan pembatasan sosial.Â
Mengingat perkembangan sejarah peradaban manusia, maka sesungguhnya produk teknologi Metaverse itu bagian dari perjalanan peradaban yang semula jadi.Â
Maksudnya adalah, Metaverse adalah perjalanan peradaban teknologi yang akan dicapai dan sudah terbayang dalam perjalanan waktu.Â
Oke karena itu, dengan kondisi demikian, secara prinsipil, manusia siapapun pasti akan berhadapan dan mengalami.Â
Hanya saja, apakah teknologi itu bisa dimaknai sebagai proses teknologi yang memanusiakan manusia? Seharusnya Metaverse adalah produk teknologi yang harus siap kita hadapi, karena ini adalah jawaban atas tantangan zaman.Â
Metaverse adalah produk peradaban yang diciptakan oleh manusia sebagai core of civilization. Oleh karena itu, kita akan mampu menguasainya.Â
Manusialah inti dari hidupnya peradaban. Dengan kata lain perkembangan peradaban ditentukan oleh manusianya.Â