Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan, Ibu dan Ibu Pekerja: Warna Peradaban dari Masa ke Masa

23 Desember 2021   10:52 Diperbarui: 24 Desember 2021   05:49 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Perempuan, Ibu dan Ibu Pekerja : Warna Peradaban dari Masa ke Masa. Sumber : kebudayaan.kemdikbid.go.id

Perempuan dan Ibu menempati posisi yang sangat penting dan menentukan dalam perjalanan peradaban di Nusantara. Simbol perempuan dan ibu hampir selalu melekat dalam corak kebudayaan Nusantara dari masa prasejarah hingga terus berlanjut dan berkembang hingga masa kini. 

Sakralitas Simbol Perempuan dan Ibu dalam Budaya Nusantara

Saya akan kutip beberapa informasi tentang simbol-simbol ibu dalam alam kepercayaan dan budaya di Nusantara.  Termasuk di dalamnya terkait dengan soal pandangan kosmologi sebagai bagian dari warna budaya di Nusantara. 

Di Ternate, Gunung Gamalama, dianggap sebagai representasi ibu pelindung bumi, meskipun bumi itu sendiri sebagai simbol ibu. 

Untuk menghormati simbol ibu itu di Ternate sejak dulu hingga sekarang tetap melangsungkan tradisi ritual Kalalo kie. 

Ritual mengelilingi Gunung Gamalama, sebagai penghormatan dan juga permohonan agar Gunung Gamalama tidak meletus. Ritual juga untuk memohon agar  melindungi masyarakat Kota Ternate dari letusan gunung. 

Baca juga : Kota Ternate dan Gunung Gamalama, Kosmologi Kota Tua Nan Magis

Simbol ibu lain, misalnya fenomena arsitektur satu pintu masjid-masjid kuno di Maluku. Masjid kuno dengan satu pintu merupakan simbol ibu sekaligus simbol bumi. 

Maknanya masjid sebagai bangunan suci sebagaimana rahim suci seorang ibu, dari pintu suci melahirkan jiwa-jiwa yang suci saat keluar dari masjid. Alam kepercayaan terhadap simbol ibu itu, sudah lahir jauh sebelum adanya pengaruh agama. 

Dieter Bartels, seorang antropolog yang sudah meneliti budaya di Maluku sejak tahun 1970an, menyebutnya sebagai ibu simbol bumi  atau Ibu Bumi ( Mother of earth). 

Dalam hal ini simbol ibu menempati sakralitasnya dalam makna kebudayaan yang tersirat maupun tersurat dalam laku kebudayaan Nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun