Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kepada Rindu

13 Desember 2021   12:50 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:04 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada rindu, aku selalu ingin kembali. Meski selalu hanya kembali ke angan. Rindu selalu setia hingga matahari menua, bersua senja. 

Aku ingin melukis rindu. Di atas kanvas setia dan tinta penuh gelora. Lalu meletakkannya di tepi pantai. Demi rindu yang melarung hingga cakrawala. 

Demi rindu, kutunggui mata air menghapus air mata. Rintiknya berwarna kaca. Meski takada lagi jejak hujan. Dan kemarau membakar kenangan. Rindu tetaplah nyala yang tak pernah padam. 

Kepada rindu, kubisikkan harapan pada desau angin di dedaunan. Semilir angin yang gemulai adalah tanda rindu bersemai. Abadi. Dan rimbun pepohonan menari, adalah rindu yang terus bertumbuh. Hidup 

Demi rindu, kutunggui kemarau dan hujan datang silih berganti. Tanpa kenal waktu, hingga takada lagi hujan dan kemarau. Kecuali rindu adalah waktu yang penuh di semua musim itu sendiri. 

***

Mas Han. Manado, 13 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun