Sore menjelang malam di beranda, di sebuah rumah yang tiga tahun ini ku tempati di Tanah Minahasa. Di Kota Manado, yang mengantarku pada sejarah baru dalam perjalanan waktu.
Aih, paragraf pertama tulisanku ini seperti skrip melodrama, saking merasa amazingnya.
Seorang sahabat Kers, membuat handphone saya menyala. Padahal sedari tadi standby saja.
Kaget luar biasa dan tidak menyangka. Kubuka pesan WA. Ternyata chat seorang sahabat mengirimkan hasil tangkapan layar. Ada nama Wuri Handoko, disertai foto di atas kata Vote.
Wow..luar biasa, ternyata saya masuk nominasi K-Award Kompasiana. Tidak menyangka, ternyata artikel arkeologi dan puisi, membawaku ke nominasi.
Saya juga tidak menyangka, nama saya tertera untuk nominasi kategori Best in Citizen Journalism (BiCJs), melalui tulisan-tulisan arkeologi.
Sesaat saya tertegun, apakah benar nominasi ini. Padahal mimpi saja tidak. Tapi nyatanya, saya memang masuk nominasi K untuk kategori BiCJs
Saya memang mengandalkan artikel-artikel arkeologi di Kompasiana, baik opini dan terutama reportase.
Walaupun, utk kategori BiCJs rasa-rasanya belum saatnya masuk nominasi apalagi juara. Tulisan arkeologi sayapun tidak melulu reportase, namun juga opini.
Selain itu seringkali juga saya menulis tema selain arkeologi, meskipun tema utama seringkali tentang humaniora.
Sesekali tema lingkungan, media, karir dan sebagainya. Sesuai topik pilihan yang tersedia dari Kompasiana.
Artinya, menurut saya, saya tidak cukup konsisten untuk menulis di satu topik, yaitu arkeologi.
Bahkan sejak awal bergabung ke K, saya juga seringkali menulis kategori Fiksiana yaitu cerpen dan terutama puisi.
Bahkan beberapa reportase saya untuk situs-situs arkeologi pun saya tuangkan dalam bentuk Puisi, seperti beberapa judul puisi berikut :
Lihat juga, Puisi : Kata dalam Cadas atau Puisi : Pada Dinding Batu Itu. Beberapa puisi itu adalah Puisi Arkeologi atau Arkeologi Puisi.
Namun di satu sisi, pada umumnya, reportase arkeologi yang saya unggah di K, mendapat label Artikel Utama.
Saya rasa, mungkin ini sehingga saya diusulkan oleh para Kers untuk kategori BiCJs.
Saya tidak bermimpi untuk menang, tapi berharap itu wajar, tanpa mengejar.
Sebelum lupa, langsung saja saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk sahabat Kers yang sudah mengusulkan saya untuk nominasi K-Award.
Namun para sahabat Kers mesti bertanggungjawab, kalau sudah mengusulkan, logikanya juga akan memilih atau vote saya...hehehehe.
Bagi saya yang tidak pernah menyangka ini, masuk nominasi saja, sudah berasa menjadi pemenang.
Kebanggaan dan kehormatan untuk saya yang merasa harus lebih konsisten lagi untuk tetap di jalur arkeologi. Ruang sepi yang tak ramai tepuk tangan.
Arkeologi, bidang sunyi namun ternyata ada yang menanti dan bisa menikmati. Ibarat wisata, sebagai Kers, saya berusaha dan mencoba menulis masa lalu dengan cara kekinian.
Menulis tentang bangunan tua, dengan cara restoran cepat saji. Gurih dan renyah. Tanpa harus terlalu lama mengunyah dan sekali telan.
Meskipun faktanya, bahasa baku, kaku dan mungkin kering, kadangkala masih tak terhindarkan.
Apalagi kalau sudah menyisipkan istilah-istilah tertentu dalam keilmuan arkeologi, pasti kesan kaku semakin kental.
Untuk menghilangkan kesan itu, saya pun belajar menulis fiksi. Tujuannya adalah agar saya semakin terbiasa menulis artikel arkeologi dengan cara yang lebih populer, santai dan ringan.
Akhirnya, sambil menulis artikel arkeologi, saya pun sering pula menulis cerpen dan terutama puisi. Arkeologi dan puisi mengantar saya masuk nominasi untuk kategori BiCJs.
Bagi saya ini lompatan tinggi, membuat terbang, bangga dan sebuah kehormatan. Tanpa harus euforia.
Meski demikian dalam batas-batas tertentu ini bisa menjadi beban sekaligus pencapaian klimaks.
Oh tunggu dulu, saya masih akan menulis arkeologi untuk para pembaca Kompasiana.
Masih belum mau berhenti. Berusaha melahirkan opini bermakna dan narasi dari arkeologi. Dan juga tetap menyelinginya dengan puisi, sesekali cerpen.
Terimakasih Kompasiana dan juga para sahabat Kompasianers yang telah mengusulkan saya hingga masuk nominasi K-Award kategori BiCJs.
Tak lupa juga terima kasih atas dukungan dan vote nya. Namun, jauh lebih penting dari itu semua, nominasi saya pahami sebagai apresiasi untuk saya dari K dan Kers.
Sebaliknya, sudah semestinya, saya juga mengapresiasi Kompasiana dan Kompasianers.
Tetap semangat membangun literasi yang mencerdaskan, narasi yang mencerahkan dan opini bermakna, juga mengedukasi.
Salam literasi... salam Kompasiana
***
Salam hormat
Mas Han. Manado, 19 November 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI