Namun, Kepulauan Sangihe sepertinya masih butuh perhatian. Khususnya dalam hal akses transportasi.Â
Itu tampaknya, yang membuat Sangihe masih sepi kunjungan wisatawan. Apalagi di masa pandemi Covid 19, selama dua tahun ini.
Jadwal penerbangan pesawat yang tak pasti. Konon, perusahaan maskapai penerbangan masih butuh subsidi pemerintah daerah.Â
Berhitung untung rugi. Dengan jumlah penumpang yang masih terbilang sepi, tanpa subsidi, maskapai bisa merugi.Â
Penerbangan hanya sewaktu-waktu. Kata beberapa orang di obrolan warung kopi. Biasanya kalau ada kunjungan pejabat tertentu, utamanya pejabat pusat, baru ada penerbangan.Â
Selebihnya publik berharap pada jadwal pelayaran kapal cepat dan kapal Pelni, yang berlayar setiap hari.Â
Oh ya, beberapa waktu lalu, Kepulauan Sangihe diramaikan oleh rencana Tambang Emas Sangihe.Â
Saya tidak akan membahas soal ini, selain bukan domain saya, juga tidak banyak mengikuti perkembangan beritanya.Â
Disini, saya hanya menyinggung sedikit hasil obrolan warung kopi. Kata beberapa orang di sana, soal tambang emas masih mendapat penolakan oleh sebagian besar masyarakat.Â