Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketindihan: Masalah Medis, Mimpi, atau Pengalaman Mistis?

31 Oktober 2021   10:44 Diperbarui: 2 November 2021   13:55 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketindihan atau sering juga orang menyebut ketindisan mungkin istilah yang sering kita dengar, walaupun seringkali pula diabaikan. 

Tidak banyak orang, mungkin pernah atau sering mengalami ketindihan. Istilah ini tampaknya juga tidak populer dalam percakapan kita sehari-hari. 

Saya sebelumnya juga tidak mengerti istilah ini. Namun ketika suatu saat, dulu di masa kanak-kanak menceritakan pengalaman saya, orang-orang yang mendengar mengatakan bahwa saya sudah mengalami ketindihan atau ketindisan.

Dulu, semua orang yang saya ceritakan tentang kejadian yang saya alami, pada umumnya mengatakan bahwa saya diganggu mahluk halus. 

Bahkan, ada yang mengatakan saya ditindih mahluk halus. Ah, gak jelas maksud ditindih itu apa. Lalu saya bertanya ke orang lain, saya kaget, ketindihan itu katanya, saya ditindih atau digumuli mahluk halus berjenis kelamin wanita. 

Karena saya pria, makanya jenis sosok halus yang menggumuli saya adalah wanita. Ah,  syukurlah kalau gitu. Masih mendingan. Informasi itu lebih melegakan. 

Aih, gile bener. Yang pasti, saat ketindisan, saya tidak pernah merasakan ada sosok lain yang menindih saya. Walaupun saya merasa memang ada sensasi kehadiran sosok lain, terkadang bahkan sangat jelas terlihat. 

Benarkah? Sebelum mengerti kalau ketindisan itu adalah fenomena kesehatan, saya percaya betul bahwa ketindisan itu sebuah fenomena pengalaman mistis diganggu mahluk halus. 

Saya hampir-hampir mempercayai bahwa saat saya mengalami ketindisan adalah sebuah pengalaman mistis diganggu mahluk halus. Saking seringnya, saya merasa bahwa sejak kecil ada mahluk halus dalam tubuh saya. 

Saya hampir-hampir percaya, di dalam tubuh saya melekat mahluk halus dan bahkan selalu mengikuti kemana saya pergi. Ada aura mahluk halus dalam tubuh saya. Begitu dulu saya meyakini sebelum saya paham apa itu ketindihan. 

Bagaimana tidak, saya sudah sering mengalami ketindisan sejak saya masih kanak-kanak, bahkan hingga sekarang ini. 

Dan saat saya mengalami ketindisan, saya merasakan tubuh saya yang tidak bergerak, namun saya merasakan hal-hal aneh di sekitarnya yang menakutkan. Kadangkala saya seperti melihat ataupun merasakan kehadiran mahluk halus di kamar saya. 

Walaupun sejak kecil saya sudah sering mengalami ketindihan, namun sebenarnya saya memahami fenomena ketindihan sebagai fenomena kesehatan itu, masih baru-baru saja, ketika duduk di bangku kuliahan. Sebelumnya saya tidak paham, saya hanya tahu bahwa saya mimpi diganggu mahluk halus. 

Ketindisan Sebagai Fenomena Medis

Dikutip dari Alodokter, ketindihan atau yang secara medis dikenal dengan istilah sleep paralysis, adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur. Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Masih di kutip dari laman tersebut, saat mengalami ketindihan, kita akan merasakan adanya tekanan sehingga membuat kita sulit bernapas. 

Tidak jarang pula muncul sensasi lain, misalnya merasa ada sosok lain di dekatnya. Kondisi ini merupakan jenis halusinasi yang sering kali menyertai fenomena ketindihan. 

Secara medis, ada dua tipe ketindihan. Yang pertama disebut, Hypnopompic sleep paralysis. Saat tidur, tubuh akan mengalami dua fase, yaitu fase NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). 

Fase NREM ditandai ketika tubuh mulai terasa lebih rileks dan mata pun mulai terpejam. Setelah itu, fase ini akan beralih ke fase REM.

Ketika fase REM dimulai, mata akan bergerak cepat dan mimpi akan muncul. Seluruh otot tubuh pun tidak aktif sehingga tidak bisa digerakkan. 

Nah, fenomena ketindihan terjadi bila Anda terbangun pada fase ini. Di fase inilah, kita akan mengalami sensasi mistis dan halusinasi. 

Fase kedua, disebut Hypnagogic sleep paralysis. Secara medis Berbeda dengan hypnopompic sleep paralysis yang terjadi dari fase tidur ke fase bangun, hypnagogic sleep paralysis terjadi dari fase bangun ke fase tidur.

Saat menjelang tidur, tubuh secara perlahan akan kehilangan kesadarannya. Orang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis seakan-akan masih tersadar sehingga masih dapat merasakan hal-hal di sekitarnya, tetapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.

Baiklah, silakan pembaca Kompasiana, membaca sendiri di Alodokter, mengenai fenomena ketindihan dalam pandangan medis atau kesehatan. Dari mulai penyebab hingga cara mengatasi ketindisan menurut cara pandang medis. 

Di sini, saya akan menceritakan pengalaman sensasi atau halusinasi saat mengalami ketindihan atau ketindisan. 

Oh ya, sebelumnya saya akan menceritakan kira-kira di kondisi-kondisi bagaimana kita akan mengalami ketindisan itu. 

Biasanya, saya mengalami ketindisan di saat menjelang tidur atau saat mulai berangkat tidur dan memejamkan mata. 

Namun tak jarang, fenomena ketindisan datang tiba-tiba saat saya seharusnya sudah tertidur lelap. Di pertengahan malam menjelang pagi, atau bahkan beberapa jam setelah tertidur pulas. 

Nah, bagaimana secara medis? Baik, saya akan mngutip lagi laman Alodokter. Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. 

Ada yang mengalami ketindihan 1–2 kali saja seumur hidup, tetapi ada juga yang mengalaminya beberapa kali dalam satu bulan atau bahkan lebih sering. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah ketindihan, antara lain:

  • Memastikan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 6–8 jam setiap malamnya
  • Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
  • Menghentikan penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur
  • Membiasakan diri untuk tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur (Alodokter).

Pada kondisi tertentu, apa yang dituliskan di ataa tersebut memang benar, atau itu juga yang saya alami. Seringkali, saya mengalami ketindisan, ketika sesaat tertidur setelah berjam-jam bekerja di depan komputer ataupun saat bermain gadget. 

Biasanya ketindihan terjadi, ketika seluruh konsentrasi otak kita bekerja, kemudian tiba-tiba dengan segera kita langsung berhenti dan memejamkan mata untuk tidur. Hampir pasti, saya akan mengalami ketindisan, dan saya sudah sampai hapal karenanya. 

Namun, tak jarang pula, saya mengalami ketindihan di saat-saat yang saya tidak perkirakan, bahwa saya akan mengalami ketindisan. Saat saya lebih rileks dan tidak ada kerjaan yang memburu deadline atau kejar tayang. 

Selain itu, saya bisa berkali-kali ketindisan pada saat tidur. Saat ketindisan saya pasti akan terbangun. Namun setelah tertidur lagi, saya ketindisan lagi. Dan itu sering saya alami. 

Nah, itu yang saya rasakan agak aneh. Saya mengerti dan memahami sekarang, bahwa fenomena ketindihan adalah soal medis. 

Namun soal medis selalu ada penyebab yang obyektif dan faktual. Namun, bagaimana ketika hal-hal yang secara medis tidak mendukung, namun faktanya kita mengalami ketindisan juga? 

Ketindisan: Pengalaman Mistis atau Mimpi? 

Secara medis disebutkan setiap orang memiliki potensi untuk mengalami ketindisan, 1-2 kali. 

Bagaimana kalau sering atau berkali-kali. Saya sendiri sudah tidak terhitung jumlahnya, saking seringnya. 

Mungkin memang pola tidur saya yang salah. Maklum karena lingkup pekerjaan, sehingga saya terbiasa begadang dan kadang-kadang secara tiba-tiba saya harus tidur. 

Tapi ternyata kondisi yang normalpun, sepertinya ketindisan tetap saya alami. Itu aneh bagi saya. Dan aneh juga dalam satu kali momentum tidur, saya bisa beberapa kali ketindisan dan terbangun. Ketindisan lagi dan terbangun lagi. 

Apa yang saya alami saat saya ketindisan? Benar, seperti yang ditulis dalam analisa medis. Walaupun tidak detil. 

Saya mengalami sensasi kehadiran mahluk atau sosok lain dalam mimpi atau tidur saya. Bahkan seperti sangat nyata. 

Pertama, benar seperti yang ditulis dalam analisa medis. Saat ketindisan, saya tidak bisa atau sulit menggerakkan tubuh saya, meskipun mata saya terbuka dan melihat kondisi nyata suasana kamar saya. 

Selain tidak atau sulit bergerak, namun mata saya terbuka dan melihat sekitar dengan sangat nyata. Seperti kondisi antara sadar dan tak sadar. 

Antara tidur dan terjaga. Bahkan mungkin antara di alam arwah (kematian) ataupun di alam dunia (kehidupan). Kondisi atau sensasi itu yang saya rasakan. 

Rasa cemas dan takut? Iya benar. Saat saya ketindisan, saya merasakan cemas dan takut. Kadangkala bahkan saat ketindisan itu saya merasakan takut tidak bisa terbangun lagi. Bahkan saya berpikir, ketika ada kasus kematian mendadak, mungkin fenomena ketindisan itulah yang terjadi. 

Saat ketindisan, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan bergerak, kadangkala bahkan seringkali disertai dengan berteriak. Kondisi itu sering saya alami, dan kadang mengagetkan seisi rumah. 

Sensasi mahluk lain? Iya benar. Bahkan boneka anak saya saja terlihat berubah seperti sosok yang menakutkan. 

Bantal guling dalam posisi tertentu, seperti tampak sebagai sosok lain yang berbaring di samping saya. Bahkan baju yang digantung dengan paku juga terlihat sebagai sosok lain yang menakutkan. 

Ilustrasi, Ketindisan: Masalah Medis, Mimpi atau Pengalaman Mistis? Sumber; m.pulsk.com
Ilustrasi, Ketindisan: Masalah Medis, Mimpi atau Pengalaman Mistis? Sumber; m.pulsk.com

Jadi, bagaimana saya menyikapi. Apakah saya kuatir, takut, dan depresi akibat seringnya ketindisan? 

Tidak! Saya bahkan semakin lama semakin terbiasa. Dan selalu bersiap jika sewaktu-waktu ketindisan. 

Mungkin benar, cara menghindari ketindisan sebagaimana analisa medis. Dan mungkin seringnya saya ketindisan itu karena pola tidur yang tidak benar.  

Namun pertanyaan saya, apa hubungannya soal medis dengan sensasi kehadiran sosok lain? Kenapa analisa medis soal ketindisan dibarengi halusinasi adanya mahluk halus? Bagaimana hubungan sains dan medis dengan sosok lain?

Namun, pengalaman ketindisan dari sejak masa kanak-kanak hingga saat ini saya sudah berusia 45 tahun. Dan bahkan dalam kondisi keseharian saya normal, bagi saya rasanya cukup aneh. Meskipun saya tetap berprasangka baik dan positif bahwa itu hanya soal medis

Pengalaman saya, biasanya ketika sebelum tidur, saya berdoa dan membasuh muka ataupun berwudhu, ketindisan tidak terjadi. 

Bagaimanapun saya lelah, penat di depan laptop dan tiba-tiba harus tidur. Namun membasuh wajah dalam analisa medis, mungkin menyegarkan dan dapat menghindarkan dari ketindisan. Entahlah 

Yang jelas, ketindisan sudah mejadi keseharian saya. Saya mengalaminya sejak kecil hingga sekarang. 

Dalam kondisi penat setelah berjam-jam di depan laptop dan tiba-tiba harus tidur di tengah malam. Maupun dalam kondisi normal dan rileks. Ketindisan seringkali tetap saja terjadi.  

Saya mengalami ketindisan baik di awal saat mulai tertidur, ataupun pada saat setelah beberapa jam tertidur. Baik tengah malam maupun menjelang pagi. Baik sesaat setelah tertidur, ataupun sesaat sebelum terbangun. 

Ketindisan yang saya alami, bisa hanya sekali dalam satu momen dalam tidur ataupun beberapa kali. 

Saya juga mengalami ketindisan, baik itu seperti mimpi ataupun seperti pengalaman nyata karena saya melihat seluruh isi kamar saya, bukan di tempat lain. 

Yang pasti setiap kali ketindisan ada sensasi kehadiran mahluk lain, rasa takut dan tubuh tidak bisa atau sulit bergerak dan saya selalu terengah-engah karena harus mengumpulkan tenaga untuk bergerak. Saat bergerak yang kadang disertai berteriak itulah, saya terbangun dan tersadar. 

Namun, ada sugesti yang tertanam dalam benak saya secara perlahan-lahan setelah puluhan tahun saya selalu mengalami ketindisan. 

Apa itu? Kehadiran sosok lain dalam tidur atau mimpi saya saat ketindisan seperti nyata adanya. 

Entahlah, itu semacam sugesti atau apa. Namun beberapa orang percaya atau melihat ada aura mahluk lain dalam tubuh saya. Entahlah

***

Mas Han. Manado, 31 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun