Tim arkeolog Balar Sulut mulai menghimpun data di beberapa wilayah administratif seperti Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, juga Kota Tomohon.
Bahkan, juga terungkap temuan kubur-kubur penginjil yang berjasa menyebarkan pengaruh agama di wilayah Minahasa, yang selama ini informasinya tidak terangkat.Â
Para arkeolog yang diketuai oleh Paulina Nugrahini, bergerak melakukan riset arkeologi sejarah tentang sebaran kubur-kubur kuno di wilayah Semenanjung Minahasa.Â
Kubur kuno Belanda, kubur kuno Tionghoa, kubur kuno Islam, bahkan kubur-kubur masa pendudukan Jepang ditelusuri, diungkap dan diteliti.Â
Salah satu anggota tim Hendri Gunawan, sejarawan yang banyak menulis sejarah Tionghoa di Minahasa.Â
Ia baru-baru ini bergabung dalam skuad tim Balai Arkeologi Sulut, konsen untuk mengungkap makam kuno leluhur Tionghoa.
Selain Paulina dan Hendri Gunawan, skuad tim riset jejak multikulturalisme di Sulut berdasarkan sebaran makam kuno, terdiri dari para arkeolog berpengalaman di Sulawesi Utara.Â
Ipak Fahriani, Irfanuddin W. Marzuki, dan Steven Sumolang. Mereka bekerja di lapangan menelusuri jejak makam kuno Islam, Tionghoa dan Eropa untuk mengungkap jejak-jejak multikulturalisme di Sulawesi Utara dari masa pra kolonial hingga pra kemerdekaan.Â
Hasil penelitian arkeologi, seperti yang baru-baru ini mereka laporkan, ditemukan kubur-kubur kuno, baik yang berada di areal pemakaman umum, maupun beberapa terpisah di tempat yang sebelumnya tidak diketahui. Â
Sesekali, secara gamblang ditemui data kubur-kubur kuno yang menarik, bahkan menjelaskan tentang kebhinekaannya. Â