Sudah pasti identitas politisi yang gambarnya terpampang di situ. Jadi baliho politisi itu simbol identitas.Â
Dalam arkeologi semiotika, baliho politisi itu sebagai tanda sekaligus simbol identitas politisi, dari situ kita terjemahkan, siapa dan bagaimana figur yang dipajang di baliho itu.Â
Bukan hanya siapa orangnya, sudah jelas orangnya kita liat di baliho, tapi pesan apa yang ingin disampaikan.Â
Itulah yang kita terjemahkan dari baliho, sebagai benda budaya yang memajang bahasa benda di dalamnya.Â
Hampir samalah, misalnya kalau kita lihat papan reklame atau papan billboard yang mengiklankan produk tertentu, "Pakailah Cap Lang Untuk Meredakan Nyeri Otot".Â
Contohnya begitu, teksnya sudah bisa kita terjemahkan, bahwa itu iklan produk minyak angin tertentu, bukan? Apalagi di iklan itu, kita bisa melihat simbol cap elang dipajang pula.Â
Sama halnya pula, dengan baliho politisi. Simbol-simbol identitas, pasti ada di dalamnya. Seberapa banyak pengungkapan identitas yang dapat kita lihat.Â
Tergantung seberapa luas pula kita mampu menerjemahkan bahasa benda itu dalam mengungkapkan identitas dari yang terpasang di baliho itu.Â
Jadi bagaimana identitas dari seseorang yang terpampang di baliho, dapat dilihat bagaimana bentuk dan style baliho yang dapat kita liat dan kita terjemahkan.Â
Nah, di posisi baliho sendiri, ada dua elemen yang terlibat, yaitu pembuat baliho dan 'produk' yang diiklankan di baliho.Â