#1
Seperti getah pohon yang lengket di setiap sayatannya. Luka menorehkan getah dan getir perih pada tubuhnya.
Tapi cinta, ialah getah pohon itu sendiri, ada dalam setiap inti dari pohon yang tumbuh. Ialah yang menandai setiap guratan nadi yang menghidupkan.
#2
Seperti sungai yang mengalir deras ke muara. Luka adalah bebatuan. Ia tegar menghadang arus. Luka menandai deras, agar sungai lebih sabar membawa kabar kepada laut.
Tapi cinta, ialah air sungai itu, tempat ikan hidup dan berenang. Ialah air yang mengarus deras di musim hujan, dan tenang di musim kemarau.
#3
Seperti gunung yang anggun, luka adalah lahar yang menjalar. Ia muntahkan lara dalam dadanya, agar gunung lebih syadu dalam peraduannya.
Tapi cinta, ialah gunung itu sendiri, sebagai ibu dari segala bumi. Ialah yang melindungi dari bencana yang dihadirkannya.
#4
Seperti lautan, luka adalah gelombang dan ombak yang menghancurkan karang. Ialah yang menjelaskan bahwa lautan itu tak terperi keluasan dan kekuatannya.
Tapi cinta, ialah laut itu sendiri. Ialah yang menjelma ruang hidup, tempat segala mahluk bergantung padanya. Juga segala darat dan angkasa. Ialah alam yang mendamaikan bumi dan langit.
#5
Seperti langit, luka adalah awan mendung dan petir yang menggelegar. Luka, ialah derita yang dilahirkan langit. Juga perih yang mengusik keheningannya.
Tapi cinta, ialah langit itu sendiri. Tempat pelangi memainkan harapan pada cakrawala. Ialah tempat melahirkan hujan yang memainkan rindunya pada bumi.
##
Luka dan cinta adalah perihal berbeda yang menyatukan. Karena alam memberinya pesan tentang semua hal yang saling menerangkan. Luka dan cinta, ialah dua rasa yang hidup di setiap jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H