Salah satu ikon daerah Provinsi Sulawesi Utara adalah Danau Tondano. Danau Tondano dikenal luas oleh publik, baik masyarakat yang bermukim di wilayah Provinsi Sulawesi Utara maupun di luar daerah Sulawesi Utara.Â
Bagi publik umumnya, Danau Tondano yang terletak di Kabupaten Minahasa adalah destinasi wisata yang sudah sangat familiar, karena keindahannya dan juga sajian kulinernya di sepanjang pesisir Danau Tondano.Â
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Danau Tondano juga menyimpan kisah peradaban kuno yang sudah sangat lampau umurnya, di dalamnya kita bisa menemukan informasi tentang situs-situs arkeologi yang berkembang sejak masa prasejarah hingga masa kolonial.Â
Oleh karenanya, masyarakat sangat mengenal Benteng Moraya, yang dikenal oleh penduduk di kota Tondano khususnya, sebagai pemukiman awal masyarakat Kabupaten Minahasa saat ini.Â
Benteng Moraya, saat ini menjadi objek wisata bangunan modern lengkap dengan amphi teaternya, namun di dalamnya masih menyimpan bukti-bukti peninggalan benteng kayu yang kemudian dikenal sebagai Benteng Moraya.Â
Benteng Moraya saat ini meskipun menjadi obyek wisata dengan bangunan modern, lengkap dengan menara dan jembatan seperti jalan layang, namun masih meyimpan bukti-bukti peninggalan Benteng Moraya kuno, yaitu bekas kayu-kayu gelondongan yang berumur ratusan tahun dengan diameter yang cukup besar antara 30-40 cm.Â
Selain itu, juga terdapat peninggalan waruga-waruga yang ditempatkan di dalam kawasan Benteng Moraya, berdekatan dengan kayu-kayu bekas benteng Moraya kuno. Semuanya itu tertata rapi untuk sajian wisata bagi para pengunjung benteng Moraya.Â
Kini, berdasarkan jejak-jejak peninggalan kuno itu, Danau Tondano dan Benteng Moraya, akan menjadi ikon budaya yang akan dikemas dalam tampilan situs virtual oleh Balai Arkeologi Sulawesi Utara.Â