Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sulawesi Utara: Kaya Tontonan, Kaya Tuntunan

18 Februari 2021   14:30 Diperbarui: 18 Februari 2021   16:25 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kaya tontonan, panorama alam yang indah, Sulawesi Utara juga kaya sumberdaya budaya, baik budaya benda (tangible) maupun budaya tak benda (intangible). 

Warisan budaya leluhur Minahasa umumnya, adalah yang paling dikenal. Musik Kulintang dan Tarian Maengket adalah warisan budaya leluhur yang hingga kini masih dilestarikan. Seni tradisi yang menjadi ciri yang lekat dengan masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara. Dan tentu masih banyak tarian adat lainnya. 

Field School di Taman Waruga, Airmadidi, Minahasa Utara. Sumber: Balar Sulut
Field School di Taman Waruga, Airmadidi, Minahasa Utara. Sumber: Balar Sulut
Selain itu ada warisan budaya yang juga warisan leluhur yang hingga kini masih hidup, menjadi keseharian masyarakat baik di desa bahkan juga di perkotaan. Budaya Mapalus, yakni tradisi gotong royong masyarakat Minahasa, yang tumbuh sejak awal berkembangnya peradaban masyarakat Minahasa. 

Budaya Mapalus merupakan praktik tua yang melembaga di Minahasa sejak sebelum Kekristenan diterima secara masif dan sejak tanam paksa kopi diberlakukan awal abad 19.

Mapalus, berupa kegiatan kerja sama bersifat sosial. Kerjasama semakin meluas, termasuk kegiatan-kegiatan adat, mendirikan rumah, membuat perahu, perkawinan, dan sebagainya. Sama seperti pada umumnya bentuk gotong royong lainnya di Nusantara. 

Baca juga : Mapalus, Budaya Gotong Royong Leluhur yang Tetap Hidup di Masyarakat Minahasa

Intisari Mapalus, sebagai tradisi hidup bergotong royong, bersumber pula dari informasi kearkelogian dari artefak, warisan budaya benda yang disebut waruga. Waruga merupakan ikon kebudayaan masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya, dan MInahasa khususnya. 

Waruga bukan hanya peti kubur batu, namun ia adalah penanda identitan budaya khas masyarakat Minahasa, sejak dua ribuan tahun yang lalu, yang pertama kali diperkenalkan oleh leluhur Austronesianya. Dengan pintu masuk Austronesia melalui Kepualuan Sangihe dan Talaud. 

Do Talaud dan Sangihe, jejak peradaban awal Austronesia dapat ditemukan, juga cikal bakal pertanian masa awal dengan bukti-bukti arkeologi dan kehidupan pertanian disana yang masih bertahan. Masyarakat disana bahkan dikenal sebagai penghasil jagung dan sayuran, sampai sekarang. 

Selain sebagai sumber tuntunan, untuk media penguatan pendidikan dan karakter, pemajuan kebudayaan, beberapa kompleks waruga juga ditetapkan sebagai cagar budaya, menjadi Taman Cagar Budaya Waruga, sebagai obyek wisata. Artinya waruga juga menjadi tontonan edukatif. 

Di sepanjang Semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara, meliputi wilayah administratif Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan juga wilayah Kabupaten di luar wilayah etnis Minahasa, seperti Bolaang Mongondow, juga banyak warisan budaya yang tersebar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun