Banyak pekerjaan yang menyenangkan, sehingga seringkali dianggap sebagai hobi yang dibayar. Para penulis, sesuai profesinya menjalani pekerjaan menulis untuk memperoleh penghasilan.Â
Namun pekerjaan itu seperti hobi saja, karena memang hobi menulis. Seseorang yang hobi menulis, menjadikan hobinya sebagai mata pencaharian. Ia memperoleh penghasilan dari menulis, sehingga menulis adalah hobi yang dibayar.Â
Penulis-penulis handal dan terkenal, mungkin mengawali karirnya karena semata-mata hobi. Namun kemudian menjadi penulis yang terkenal dan banyak memperoleh uang dari hasil menulisnya.Â
Andrea Hirata, bisa menjadi contoh bagaimana hobi menulis, menjadi pekerjaan yang sangat bergengsi. Ia menjadi salah satu penulis yang terkenal Indonesia, menjadi sangat populer justru karena tulisan yang dihasilkannya. Salah satunya adalah novel Laskar Pelangi, yang kemudian menjadi best seller dan bahkan difilmkan.Â
Para penyanyi dan pemusik, hobi menyanyi dan bermain musik, sehingga menjadikannya pekerjaan yang mendatangkan uang dan penghasilan. Ia menganggap profesi sebagai penyanyi dan pemusik adalah hobi yang dibayar.Â
Ariel Noah, adalah contoh penyanyi dan pemusik tenar negeri ini. Hobi menyanyinya menjadikan profesi yang menyenangkan, dan menjadi mata pencaharian yang menghasilkan banyak uang dan popularitas.Â
Seorang pelukis, yang hobi melukis akan melakukan hobinya terus menerus, lalu sebagian hasil lukisannya dijual dan mendatangkan uang atau imbalan. Selanjutnya melukis menjadi pekerjaan sehari-hari atau sebagai mata pencaharian.Â
Banyak pelukis-pelukis tanah air yang mungkin mengawali karirnya karena sekadar menyalurkan hobi. Namun akhirnya menjadi pelukis terkenal dan menjadi kaya karenanya. Banyak contoh lain, yang tanpa saya uraikan pasti para sahabat pembaca Kompasiana sudah paham.Â
Bagaimana dengan Work From Destination (WFD)? Meskipun WFD bukanlah profesi atau mata pencaharian, namun sangat mungkin WFD akan melahirkan hobi baru yang dibayar. WFD sepertinya akan menjadi tren baru di tahun 2021 di masa pandemi covid 19.
Berwisata, dibayar pula karena sambil bekerja. Sehingga secara tidak langsung, WFD menciptakan hobi yang dibayar. Bagi saya dan para arkeolog lainnya, tren WFD sebenarnya sudah menjadi keseharian kami, sebab profesi sebagai peneliti arkeologi adalah kegiatan yang menyenangkan.Â
Menjadi arkeolog seperti juga hobi para pencinta alam atau pendaki gunung. Namun karena arkeologi itu sebagai pekerjaan sehari-hari, sebagai mata pencaharian. Maka menjadi arkeolog itu juga sama seperti hobi yang dibayar.Â