Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Lansia Yang Berkarya, Pak Tjipta dan Ibu Roselina

6 Januari 2021   20:46 Diperbarui: 6 Januari 2021   23:38 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Rosalina Tjiptadinata. Sumber: Dok Tjiptadinata Effendi

Dua pasang lansia sejoli yang saya kagumi dan saya hormati. Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata. Keduanya adalah kompasianer senior yang selalu aktif berkarya. Saya mengagumi karya beliau di Kompasiana. Tulisannya mengalir alami, hasil dialog batin sanubari, tanpa basa basi dan mengalir sesuai isi hati. 

Bagi saya, dan juga banyak kompasianer lainnya, beliau berdua adalah teladan, juga inspirator bagi banyak kompasianer muda. Beliau berdua boleh saja dianggap orang tua lanjut usia atau lansia. 

Namun soal karya, justru beliau berdua menunjukkan semangatnya yang masih membara dan mengalahkan anak muda. Keduanya bisa mewakili ungkapan, bahwa berkarya tidak pandang usia, tapi ditentukan oleh semangatnya.  

Yang lansia, yang berkarya. Bisa menjadi ungkapan, etos, ataupun istilah baru yang dapat terus memicu dan memacu semangat. Yang lansia, yang berkarya. Ungkapan itu terwakili oleh duo sejoli Pak Tjipta dan Ibu Roselina. 

Pak Tjipta dan Ibu Rosa adalah duo sejoli, lansia tetap aktif, berkarya untuk bangsa, untuk kemuliaan jiwa. Keduanya, menulis artikel-artikel yang sangat bermanfaat, memberi pesan dan inspirasi yang mengagumkan, sekaligus mengagungkan usaha manusia dalam memaknai kehidupan. 

Keduanya menunjukkan sebagai tokoh-tokoh humanis yang bersahaja. Memberi kebanggaan dan juga menjadi contoh bahwa sikap hidup keduanya memandang bahwa kesederhanaan adalah kunci hidup bahagia.  

Memandang sesamanya adalah saudara dalam sisi kemanusiaan yang hakiki. Tanpa membedakan sekat-sekat perbedaan. Cara pandang dan sikap hidup keduanya sangat menunjung tinggi persaudaraan dalam kepelbagaian. Persaudaraan yang penuh kesetaraan dan semangat membangun kehidupan penuh kedamaian. 

Secara pribadi, saya tidak mengenal secara langsung beliau berdua, Pak Tjipta dan Ibu Rosa. Namun melalui karya-karya beliau di Kompasiana ini, menunjukkan bahwa beliau berdua adalah para orang tua, lansia yang sederhana dan jujur. Juga penuh semangat dan kegigihan dalam menjalani kehidupan. 

Apa yang saya tuliskan beberapa paragraf di atas, bukan karena saya mengenal beliau secara pribadi, namun hasil membaca intisari-intisari pemikiran beliau berdua lewat tulisan-tulisannya yang memikat sekaligus menggugah. 

Saya harus jujur akui, mungkin banyak tulisan beliau berdua yang saya lewatkan, karena dalam blog kompasiana ini, ada banyak artikel-artikel yang berseliweran dalam tampilan akun saya. Namun setiap kali membaca artikel beliau berdua, selalu ada hikmah yang saya bisa petik. 

Saya harus akui pula, tidak selalu setiap membaca artikel-artikel beliau saya memberikan vote dan memberikan komentar, bukan karena saya tidak mengapresiasi, tetapi lebih semata-mata karena pembawaan saya pribadi yang tidak selalu harus menunjukkan dengan cara vote dan komentar untuk mengapresiasi karya seseorang. 

Meski demikian, mengapresiasi karya beliau berdua dengan mengambil banyak intisari sebagai bekal untuk belajar serta mengambil hikmah dan pelajaran-pelajaran hidup yang berharga dari tulisan beliau berdua. 

Selain itu, cara beliau merespon setiap tulisan dari kompasianer lainnya, menunjukkan beliau berdua memang rendah hati dan seringkali memberi apresiasi melalui kolom komentar. Tentu saja tujuan belau berdua adalah memberi semangat kepada kompasianer lainnya. 

Saya sendiri mengetahui, bahwa banyak artikel-artikel saya dikunjungi oleh Pak Tjipta dan Ibu Rosa. Dan setiap kali beliau berdua memvote tulisan saya, selalu vote inspiratif. 

Kunjungan beliau ke lapak-lapak tulisan kompasianer lain dan melakukan vote yang menurutnya terbaik, kemudian memberikan komentar yang menyemangati adalah bentuk kehangatan beliau dalam menyapa kompasianer lainnya. 

Secara simbolik, hal itu adalah bentuk sapaan, keakrabaan, kehangatan dalam membina persahabatan dan persaudaraan sesama kompasianer. Itulah justru yang paling saya kagumi dalam representasi cara beliau berdua menunjukkan keteladanannya sebagai kompasianer senior. 

Perilaku itu juga menunjukkan bukti nyata, dari berbagai artikel yang ditulis mereka berdua. Artikel-artikel beliau yang menggugah, memikat dan menginspirasi. 

Lalu diimbangi oleh perilaku mereka dalam menyapa dan menyemangati para kompasianer lainnya, adalah bentuk keteladanan sederhana, namun sangat bermakna. 

Menurut hemat saya, sebagai seorang kompasianer senior, Pak Tjipta dan Ibu Rosa adalah para lansia yang sangat aktif dan produktif berkarya, menulis penuh makna yang dalam tentang arti pentingnya kesederhanaan, kesahajaan, persahabatan, persaudaraan dalam bingkai kesetaraan. Sekali lagi, simpulan saya itu berdasarkan membaca intisari-intisari beberapa artikel yang ditulis keduanya. 

Mungkin banyak pelajaran-pelajaran dan pengalaman-pengalam hidup lainnya, yang beliau tulis namun belum sempat saya baca, dan belum terserap intisari-intisari lainnya dari tulisan-tulisan beliau berdua yang mencapai lebih enam ribu artikel. 

Namun yang pasti, dari segelintir tulisan-tulisan beliau berdua yang sempat saya baca sejak bergabung dengan Kompasiana per 24 Juni 2020 itu, ada banyak hikmah, pelajaran dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang dapat menginspirasi generasi muda Indonesia. 

Ingin saya tegaskan lagi tentang hikmah, pelajaran dan pengalaman hidup beliau berdua, Pak Tjipta dan Ibu Rosa. Pelajaran dan pengalaman hidup tentang kesederhanaan, kesahajaan, keakraban, persahabatan, persaudaraan dalam kesetaraan.  

Demikian yang bisa saya ulas tentang Pak Tjipta dan Ibu Rosalina. Pasangan sejoli, lansia yang tetap aktif berkarya, yang justru memperlihatkan bahwa beliau berdua bukanlah lansia tetap aktif, namun orang tua bijak yang menunjukkan semangat anak muda dalam membangun kebijaksanaan hidup. 

Salam hormat dan sehat selalu Pak Tjipta dan Ibu Rosalina. Tetap menghidupkan semangat membara untuk para generasi dalam berkarya untuk bangsa. Berbakti untuk Ibu Pertiwi. Mengabdi untuk Negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun